![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/13012015788985331855487762-680x510.jpg)
Disaster Response Unit Universitas Gadjah Mada (DERU UGM) yang difasilitasi Tim KAGAMA Care dan Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri (HIMPUNI) memberikan bantuan untuk meringankan beban korban banjir di Jabodetabek. Bantuan berupa penerjunan Tim Relawan yang terdiri mahasiswa profesi dokter sebayak 15 orang ke lokasi bencana banjir Kali Bekasi di RT 07, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Sebanyak 15 mahasiswa profesi Fakultas Kedokteran ini sesungguhnya sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di daerah Pengalengan, Jawa Barat. Mereka akan melakukan pengabdian di bidang pelayanan kesehatan selama dua minggu.
Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D., mengaku saat kejadian banjir tanggal 1 Januari 2020 di Jabodetabek, Tim DERU UGM segera melakukan koordinasi dengan Kagama Jakarta (Pusat). Dilanjutkan di hari Selasa 7 Januari 2020, UGM mengirim Tim ke Jabodetabek untuk melakukan assessment.
“Asesmen ini penting menyangkut perlu tidaknya bantuan? Karena menyangkut banjir pengalaman selama ini kan terus surut. Sementara yang Jakarta ditangani oleh teman-teman Kagama Jakarta sesungguhnya sudah cukup karena Jakarta dari sisi bantuan atau apapun sudah banyak, kementerian ada di Jakarta. Tapi bagaimana kemudian kami menoleh ke Bekasi dan Lebak,” ucapnya di Gedung Pusat UGM, Senin (13/1).
Irfan menuturkan, Universitas Gadjah Mada pada tanggal 8 Januari 2020 kembali memberangkatkan Tim menuju Lebak, Banten untuk melakukan hal yang sama. Hasil asesmen di dua lokasi bencana banjir mendesak untuk menarik mahasiswa KKN UGM di Pengalengan, Jawa Barat untuk membantu kesehatan masyarakat korban banjir di Bekasi.
“Untung kami sudah dapat asesmen. Bahkan, hari Sabtu 11 Januari 2020, Tim KKN UGM yang semula kuliah di Pengalengan, Jabar kita pindahkan ke Bekasi. Jadi, di Bekasi sudah ada 15 anak, terutama dari kesehatan dan mereka akan melakukan bantuan selama dua minggu. Setelah itu kembali lagi ke Pengalengan Jawa Barat untuk melanjutkan KKN,” tuturnya.
Menurut Irfan permasalahan kesehatan masyarakat korban banjir di Bekasi terutama mencret dan masuk angin. Ketiadaan alat pembersih menjadikan mereka lebih mudah terserang sakit perut dan masuk angin sehingga obat-obatan yang dikirim sesuai dengan kebutuhan seperti itu.
“Yang kami khawatirkan saat ini adalah wabah leptospirosis, penyakit yang orang sering bilang pes yang dibawa oleh tikus. Itu yang kami tekankan saat ini sehingga masyarakat benar-benar harus hati-hati karena itu berasal dari tikus bersama air kencingnya,” ujar Irfan.
Untuk kelanjutan program bantuan kepada korban banjir Jakarta dan Jabar, Irfan mengaku tengah menyiapkan tim pengganti karena dalam situasi bencana mahasiswa tidak bisa secara terus menerus melakukan pengabdian di lokasi yang sama.
Sebagai pengganti tim relawan di Bekasi, Tim DERU UGM saat ini tengah melakukan seleksi mahasiswa yang akan diterjunkan. Menurutnya, jumlah pendaftar mencapai 114 mahasiswa dan lolos administrasi sebanyak 93 mahasiswa.
“Kita akan pilih 60 mahasiswa dan mereka tidak hanya dari bidang kesehatan karena kita juga fokus untuk membantu administrasi bantuan. Jakarta sudah penuh bantuan, sementara Lebak, Banten ini terpencil dan kurang mendapat perhatian,” tandasnya. (Humas UGM/ Agung)