Tim mahasiswa dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, yang terdiri dari Yasmin Hanifah dan Billie Adrian berhasil menjadi juara pertama Lomba Esai Public Health National Competition (PHNC) yang diselenggarakan Badan Otonom English and Study Club (BO ESC) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya pada 28-29 Oktober lalu. Perlombaan ini terdiri dari beberapa tahapan proses seleksi dari mulai pendaftaran dan pengumpulan esai sampai dengan pengumuman semifinalis dan presentasi esai. Pada tahap final terdapat beberapa tim yang berasal dari Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, IPB University, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan Universitas Negeri Padang.
Karya esai yang ditulis tim mahasiwa UGM ini mengangkat tema tentang Integrasi Sistem Peringatan Dini Hemat Energi Berbasis Sensor Ultrasonik Dengan Teknologi Flood Forecasting sebagai Upaya Reduksi Risiko Bencana Banjir di Indonesia. Menurut Yasmin, karya tulis mereka berangkat dari persoalan maraknya bencana banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan bisa berdampak besar bagi keselamatan masyarakat banyak. “Karya tulis kita lebih banyak ke soal pengembangan sistem peringatan dini bencana banjir yang merupakan bentuk integrasi antara teknologi yang dapat memprediksi kapan akan terjadinya banjir dan teknologi yang berfungsi sebagai early warning system terbukti dapat berhasil dilakukan,” kata Yasmin dalam rilis yang dikirim Selasa (8/11).
Teknologi Flood forecasting menurut Yasmin merupakan teknologi yang mampu memperkirakan ketinggian atau aliran air pada satu atau beberapa lokasi dari sistem sungai untuk waktu tunggu yang berbeda. Sementara sensor ultrasonik berperan sebagai sensor untuk mengetahui ketinggian dan laju air. Salah satu jenis sensor ultrasonik yang dapat digunakan dan sudah diteliti yaitu HC SR04 (level air) serta yf-201 (laju air). Data pembacaan level air dengan status yang sudah ditentukan nantinya akan dikirim secara wireless melalui XBEE yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver. “Data juga akan dikirim melalui mikrokontroler GSM sim900A yang berfungsi untuk mengirimkan pesan menuju handphone masyarakat ketika status level air sudah mencapai kondisi yang berbahaya,” paparnya.
Meski baru sebatas ide uang mereka tuangkan dalam sebuah karya tulis, namun Yasmin dan Billie berharap bisa menginspirasi kepada mahasiswa lainnya dalam pengembangan sistem peringatan dini yang lebih mutakhir. “Sesama mahasiswa mari kita terus semangat untuk berkarya dan membanggakan nama kampus,” katanya.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto : Antara