
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) merayakan Dies Natalis ke-70 dan Lustrum ke XIV dengan menggelar Rapat Senat Terbuka dengan tema ‘Transformasi Sains dan Teknologi Menuju Indonesia Emas 2045’, di Auditorium Herman Johannes FMIPA, Kamis (18/9).
Rektor UGM Prof. Ova Emilia menyampaikan ucapan selamat pada FMIPA yang merayakan ulang tahun ke-70 dan Lustrum ke XIV. Rektor berharap agar FMIPA UGM untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menjawab tantangan bangsa melalui pengembangan pengetahuan yang berdampak.“FMIPA UGM memiliki persentase peneliti yang sangat tinggi, bahkan salah satu yang terbesar di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Hal ini mencerminkan bahwa dengan banyaknya peneliti unggul, tentu akan mampu melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi bangsa,” katanya.
Meski begitu, Rektor juga berpesan agar FMIPA juga menjalin kolaborasi lintas disiplin ilmu karena bidang sains, sosial, dan humaniora merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki UGM dibanding kampus lain di Indonesia. Oleh karena itu, transformasi sains dan teknologi yang dilakukan harus selalu diwarnai dengan sisi kemanusiaan agar dapat memberi manfaat nyata.
Dekan FMIPA UGM Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana dalam pidato laporannya menyampaikan berbagai capaian FMIPA UGM di sepanjang tahun 2025, mulai dari pengembangan dashboard berbasis kecerdasan artifisial untuk modernisasi manajemen, peningkatan jumlah mahasiswa baru, hingga hasil yang menunjukkan rata-rata waktu tunggu kerja lulusan hanya 1,3 bulan. “Dalam penelitian, tercatat 146 riset dilakukan pada 2025, mencakup bidang fundamental hingga terapan bersama industri, sementara pengabdian masyarakat diperluas melalui teknologi tepat guna, digitalisasi, hingga mitigasi bencana,” ujar Kuwat.
Sementara Dr. Teguh Suroso, selaku Principal Innovation Geophysics dari PT. Pertamina Hulu Energi menyampaikan pidato orasi ilmiah yang berjudul “Model Kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi Untuk Indonesia Emas”. Dalam pidatonya, Teguh menyoroti tantangan pengembangan kualitas SDM di tanah air. Menurutnya, kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi berperan dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi lulusan. Ia memberikan beberapa bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan untuk menunjang SDM, yakni dengan adanya Talent Development Program, Joint Research and Innovation Hub, dan Energy Transition Academy. Beberapa bentuk kolaborasi tersebut tentunya akan mencetak lulusan yang siap kerja, menghasilkan inovasi teknologi migas dan energi berkelanjutan, serta mempercepat adopsi teknologi transisi energi. “Seperti reaksi Fusi dua inti atom, Industri dan Perguruan Tinggi akan memegang peran penting dalam mendukung Visi Indonesia Emas 2045,” pungkas Teguh.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto