
Peluang kerja lulusan dokter hewan terbuka lebar, mengingat kebutuhan tenaga dokter hewan dari tahun ke tahun terus meningkat. Pasalnya, tidak banyak perguruan tinggi yang meluluskan profesi dokter hewan di Indonesia. Padahal profesi dokter hewan ini sangat dibutuhkan baik di klinik hewan, industri peternakan, medik veteriner di lingkungan pemda, balai karantina, hingga bekerja di lingkungan TNI dan Polri.
“Lulusan dokter hewan memiliki peluang karier yang sangat besar. Karenanya, pengalaman para alumni sangat diperlukan untuk berbagi pengalaman dengan para mahasiswa mulai dari karantina, medik veteriner di daerah, balai veteriner, bahkan kepolisian,” ujar Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, dalam membuka sharing session “Eksplorasi Dunia Kerja Dokter Hewan: Prospek dan Peluang Karier”, Sabtu (19/9), di ruang Auditorium FKH UGM.
Gamavet angkatan 1975, drh. Longgo Wibisono Kusuma menceritakan pengalamannya setelah lulus dari dokter hewan UGM. Ia menekankan pentingnya dokter hewan meniti karier di sektor swasta, khususnya dalam industri unggas, menurutnya prospeknya cukup menjanjikan. “Dunia unggas membutuhkan keahlian dokter hewan dalam hal karantina, diagnostik, urusan pakan, hingga manajemen kesehatan hewan,” jelasnya.
Sesi pematerian berikutnya menghadirkan lima alumni Gamavet angkatan 2000 yang kini berkiprah di berbagai bidang. Diantaranya Dr. drh. Joko Susilo, M.Sc., A.P. Vet., seorang peneliti dan medik veteriner di Balai Veteriner Lampung, membuka sesi dengan berbagi pengalamannya dalam menangani hewan besar, khususnya sapi dan kambing. “Sebagai medik veteriner di Balai Veteriner Lampung, tugas saya tidak hanya sebatas diagnosis. Setiap hari, saya berhadapan langsung dengan beragam kasus penyakit pada hewan besar, terutama sapi dan kambing,” ugkapnya. “Selain itu, saya juga sering terjun ke lapangan untuk mengadakan pelatihan untuk para peternak,” sambungnya.
Selepas itu, giliran drh. Isrokal, dari sudut pandang tenaga dokter hewan yang bekerja di Balai Karantina, Kalimantan selatan, mengupas tuntas tentang dinamika kegiatan impor dan ekspor hewan. Ia menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter hewan karantina, prinsipnya utama yang dipegang adalah memastikan hewan yang dikirim hanya hewan bebas penyakit dan bukan hewan yang dilindungi.
Sebagai dokter hewan karantina, diperlukan kerja keras dan membutuhkan kesiapan penuh, “Kami harus siap untuk dimutasi ke berbagai daerah dan siap siap 24 jam tak terkecuali laki-laki atau perempuan,” ujarnya.
Selanjutnya, Kompol drh. Adi Purnomo memberikan perspektif unik sebagai dokter hewan yang bekerja di instansi kepolisian. Ia menjelaskan bahwa ada hal yang khusus bagi dokter hewan di instansi kepolisian. Hal ini dikarenakan ia memiliki dua jabatan, yakni dokter hewan dan anggota Polisi Satwa. Sebagai dokter hewan, ia bertanggung jawab penuh atas kesehatan turangga (kuda) dan K9 (anjing pelacak). Meski demikian, ia juga tetap menjalankan tugas operasional bersama K9. “Bagi yang berminat bergabung, maka harus dipersiapkan fisiknya, selesaikan koas, persiapkan dokumen sejak SD dan pantau web pendaftaran SIPSS,” ajaknya.
Diskusi berlanjut dengan praktisi dan medik veteriner di Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan Pemprov Sumbar drh. Eka Oktarianti, M.Sc., yang memaparkan tentang peluang karier bagi perempuan di bidang kedokteran hewan serta tantangan terkait mobilitas dan keseimbangan peran.
Sebagai penutup, drh. Nurhidayatullah, MH., M.VPH., yang bertugas di Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, menceritakan ruang lingkup kerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di tingkat provinsi, termasuk peluang berkarya dan tantangan infrastruktur yang dihadapi.
Sesi ini menjadi wadah inspiratif bagi mahasiswa FKH UGM untuk melihat beragamnya profesi yang bisa digeluti oleh seorang dokter hewan. Setelah sesi pemaparan yang inspiratif, acara berlanjut ke sesi tanya jawab, memberikan kesempatan kepada peserta untuk berinteraksi langsung dengan para narasumber. Antusiasme terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, menunjukkan ketertarikan peserta terhadap beragam profesi dokter hewan.
Penulis : Aldi Firmansyah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Aldi Firmansyah dan Humas FKH