
Perilaku pemborosan pangan Generasi Z memiliki dampak bagi upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan, sehingga perlu adanya edukasi, penguatan norma sosial, serta kontrol perilaku dalam mendukung konsumsi berkelanjutan. Hal itu mengemuka dalam hasil penelitian disertasi yang dilakukan mahasiswa program Doktor Ilmu Ketahanan Nasional, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Shinta Dewi Novitasari.
Dalam risetnya yang berjudul“Dampak Perilaku Generasi Z Menghasilkan Sampah Makanan (Food Waste) Berbasis Komoditas Beras Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bantul”, menemukan bahwa konsumsi nasi masih menjadi makanan utama bagi gen Z, usia 13–28 tahun. Namun masih terdapat perilaku lemahnya kontrol porsi sehingga masih ada ketidakseriusan dalam mengelola sisa makanan. “food waste generasi muda memiliki dampak terhadap menurunnya penggunaan pangan,” katanya dalam Ujian Tertutup promosi doktor Jumat (19/9) lalu.
Dari permasalahan tersebut, Shinta memberikan rekomendasi berdasarkan temuannya yang menyebutkan food waste generasi muda memiliki dampak terhadap menurunnya penggunaan pangan. Ia mengemukakan beberapa usulannya seperti integrasi literasi pangan yang dapat dicanangkan melalui kurikulum sekolah, kampanye melalui media sosial, hingga penguatan bank makanan komunitas melalui RT/RW, dan beberapa gagasan lainnya.
Shinta juga berhasil merumuskan metode pengurangan food waste melalui mitigasi dan navigasi. Menurutnya, strategi mitigasi memiliki fokus jangka pendek seperti edukasi atau kampanye. Sedangkan strategi navigasi menekankan peralihan jangka panjang seperti kebijakan daerah. “Intervensi berbasis perilaku menjadi penting, terutama penguatan kontrol perilaku Generasi Z, sebagai prioritas kebijakan daerah yang adaptif terhadap karakter generasi muda yang dinamis dan digital,” tegas Shinta.
Shinta menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak bisa hanya dilihat dari sisi produksi dan distribusi. Melainkan dengan cara konsumsi masyarakat, termasuk pengendalian food waste yang sama pentingnya. “Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak konsumsi berkelanjutan,” tutupnya.
Atas dasar itu, disertasi Shinta berhasil menyoroti tentang penelitiannya yang melahirkan Behavioral-Based Food Security Model, sebuah model yang menempatkan perilaku Generasi Z sebagai faktor penentu utama dalam ketahanan pangan. Dari sisi praktis, kerangka ini dapat dimanfaatkan pemerintah daerah sebagai acuan dalam merancang kebijakan berbasis bukti. Selain itu, pendekatan ini juga menekankan pentingnya partisipasi generasi muda terhadap dinamika tantangan pangan di masa depan.
Tidak hanya menyelesaikan disertasi, Shinta juga berhasil mempublikasikan artikel pada jurnal internasional terindeks Scopus Q3, Food Research, dengan judul “The Effect of Food Waste Behavior among Generation Z on Sustainable Food Security.”
Pada ujian tertutup disertasi tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng., selaku Dekan Sekolah Pascasarjana UGM. Tim promotor dan co-promotor yaitu Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. dan Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec. Sedangkan tim penguji di antaranya Dr. Sudrajat, S.Si., M.P.; Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P.; Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si.; dan Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec.
Penulis : Hanifah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.Shinta dan Freepik