
Universitas Gadjah Mada bersama Pertamina Foundation meresmikan Embung Watu Macan di Desa Megeri, Kecamatan Kradenan, Blora, Jawa Tengah, Kamis (25/9). Embung yang dibangun di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) UGM ini menjadi upaya strategis untuk mendukung konservasi air, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan fungsi ekosistem di wilayah Blora. “Embung Watu Macan ini merupakan bentuk kolaborasi UGM dengan Pertamina Foundation sebagai upaya pengelolaan air berkelanjutan sekaligus pemberdayaan masyarakat desa di lahan kritis,” ungkap Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi, Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., saat memberikan sambutan.
Sebagai pengelola KHDTK, UGM berperan dalam penyediaan lahan, pendampingan teknis, serta penyediaan bibit tanaman dari Fakultas Kehutanan. Embung ini akan dilengkapi dengan penanaman pohon buah, seperti durian dan kelengkeng, yang diharapkan memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar. “Keberadaan embung ini menjadi simbol penguatan tridharma perguruan tinggi melalui riset, pengabdian, dan pemberdayaan masyarakat di kawasan hutan,” terang Arief.
Lebih jauh, Arief menegaskan bahwa pembangunan embung dilihat tidak semata dari aspek teknis, melainkan juga partisipasi masyarakat sejak perencanaan hingga peresmian. Hal ini diharapkan menciptakan rasa kepemilikan bersama terhadap embung sekaligus mendorong masyarakat menjaga kelestariannya. “Embung ini kami harapkan bisa menjadi praktik baik pengelolaan air secara partisipatif, berkelanjutan, dan memberi manfaat bagi generasi mendatang,” imbuhnya.
Sementara itu, Pertamina Foundation menegaskan komitmennya untuk mendukung konservasi lingkungan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkelanjutan. Pembangunan Embung Watu Macan menjadi bagian dari kontrak kerja sama dengan UGM dalam lima tahun terakhir. “Melalui pembangunan embung ini, kami tidak hanya menghadirkan infrastruktur air, tetapi juga membangun lumbung pengetahuan, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat,” ungkap Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari.
Agus menambahkan bahwa embung ini akan menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi di Blora. Menurutnya, dukungan dari UGM dan pemerintah daerah menjadikan program ini semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal. “Kami berharap kawasan ini ke depan bisa menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan ekowisata yang bermanfaat bagi warga,” jelas Agus.
Bupati Blora, Arief Rohman, menyambut positif kehadiran embung yang diyakini membawa manfaat besar bagi warga di Desa Megeri dan sekitarnya. Ia menyebut, selain menjaga ketersediaan air, embung ini juga berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata berbasis agrowisata. “Kami berharap embung ini dapat menjadi prototype pengelolaan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus mendukung sektor pariwisata daerah,” ucapnya.
Komisaris Independen PT Pertamina (Persero), Condro Kirono, menilai embung Watu Macan akan memperkuat ketahanan air sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Menurutnya, kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam konservasi dan pemberdayaan masyarakat. “Embung ini harus dijaga dengan baik karena menjadi sumber kehidupan yang berharga bagi masyarakat,” jelas Condro.
Peresmian Embung Watu Macan ditutup dengan prosesi penandatanganan prasasti, pemecahan kendi, serta penanaman pohon bersama. Agenda ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kehadiran embung menjadi bukti nyata kerja sama antara UGM, Pertamina, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan sekaligus membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Firsto