
Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI bersama dengan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D, menanam pohon Bodhi (Ficus religiosa) di halaman depan Gedung Pusat UGM, Rabu (1/10). Penanaman pohon ini sebagai bentuk upaya mendukung upaya konservasi dan pelestarian keanekaragaman hayati. Tidak sekedar tanaman, Pohon Bodhi juga dikenal sebagai simbol kebijaksanaan, ketenangan, dan keteguhan batin. Dalam berbagai budaya timur, Pohon Bodhi dipandang sebagai jembatan antara dunia fisik dan spiritual atau sebagai simbol hubungan manusia dan alam.
Dekan Fakultas Kehutanan, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., IPU., menyampaikan bahwa pohon Bodhi memiliki manfaat yang luar biasa dari sisi ekologis. Menurut Sigit, di Indonesia tanaman ini termasuk dalam fast growing species yang cepat tumbuh dan rindang daunnya. Tak hanya itu, pohon ini juga bermanfaat dalam menanggulangi climate change dan serap karbon. “Pohon ini simpanan karbonnya jauh lebih banyak karena tumbuhnya cenderung lebih cepat sehingga secara aspek penyerapan terhadap emisi itu luar biasa,” ungkap Sigit.
Tanaman ini mempunyai sebaran alami di Himalayas ke China Selatan (Yunnan), Vietnam, dan Thailand Utara. Tanaman ini dapat mencapai tinggi 20-30 meter dengan daun berbentuk hati berujung meruncing. Pohon Bodhi juga mempunyai umur panjang dan akar yang sangat kokoh dan biasanya ditanam sebagai peneduh. Selain itu, tanaman ini mempunyai nilai ekologis sebagai penyerap karbon, memberikan naungan dan habitat bagi burung serta serangga dan dapat mencegah erosi. Disamping itu, tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyakit diabetes, kolesterol, pegalinu, menambah daya tahan tubuh (jamu).
Setelah prosesi penanaman Pohon Bodhi, Megawati juga berkesempatan meninjau mini expo hasil riset UGM dan BRIN yang memajang inovasi bidang sains. Badan Riset dan Inovasi Nasional hadir memamerkan sejumlah pengembangan riset dan inovasi nya mulai dari makanan hingga produk kecantikan. Produk makanan yang dihadirkan mengangkat potensi daerah Gunung Kidul Yogyakarta. Salah satu produk yang dipamerkan adalah energy bar yang berbahan dasar Belalang yang mana hewan ini merupakan serangga edible khas Gunung Kidul. “Inovasinya adalah kita membuat bahan pangan yaitu secara tampilan lebih aesthetic tidak berwujud belalang utuh dan juga berusaha menurunkan alergennya”, jelas Emma Damayanti peneliti dari Pusat Riset, Teknologi, dan Pangan Gunung Kidul.
Selain mengamati berbagai produk inovasi makanan yang dipamerkan oleh BRIN, UGM Science Technopark turut menghadirkan produk padi Gamagora atau padi “Amphibi”. Padi ini merupakan varietas padi Gamagora 7 merupakan hasil riset sejak 2006 yang mana dikembangkan agar dapat adaptif terhadap perubahan iklim. Perakitan Gamagora 7 ini menggunakan induk varietas Rajalele asal Klaten sehingga diperoleh mutu fisik beras dan mutu organoleptik dengan rasa dan aroma yang lebih baik. Diharapkan dengan potensi produktivitas yang tinggi, Gamagora 7 diharapkan mampu menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Pusat Kajian Biodiversitas Tropika Fakultas Biologi UGM turut hadir memeriahkan pameran dengan menghadirkan varietas produk unggulan di Fakultas Biologi Menaungi mikrobia, agriculture hingga penemuan spesies baru. Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono, mengatakan pihaknya terus melakukan upaya pengukuran, Pengkajian dan Pelestarian Biodiversitas Indonesia. “Upaya ini kita laksanakan secara gotong royong oleh semua pemangku kepentingan bersama masyarakat,” ungkapnya.
Budi juga menjelaskan berbagai temuan spesies baru baik tanaman dan hewan melalui keterlibatan dalam Ekspedisi Khatulistiwa bersama TNI-POLRI, Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA), serta Riset Khusus Vectora dari Kemenkes RI. Selain itu, Fakultas Biologi UGM telah membuka dan menyelenggarakan Program Studi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati, yang merupakan Prodi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati pertama di Indonesia dan nomor 2 dunia. “KIta siap menghasilkan lulusan Kurator Keanekaragaman Hayati yang unggul dan kompeten di bidang Keanekaragaman Hayati tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia”, terangnya.
Aditya dari Integrated Genome Factory Fakultas Biologi menyebutkan bahwa kunjungan kali ini, Megawati meninjau hasil capain riset dan pemanfaatan biodiversitas yang sudah dilakukan oleh Fakultas Biologi UGM. “Megawati Soekarnoputri mendorong agar penelitian berbasis biodiversitas termasuk pemanfaatannya di jangka panjang,” pungkasnya.
Penulis : Jelita Agustine
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto