
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada melalui tim Program KreativitasMahasiswa (PKM) melaksanakan kegiatan pengabdian bertajuk Jamblangan Grow Plus (JGrow+) di Desa Jamblangan, Sayegan, Sleman. Kegiatan ini berfokus pada pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik cair dan padat yang bermanfaat bagi pertanian warga. Program ini merupakan bentuk implementasi hasil riset sivitas akademika Biologi UGM dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Tim JGrow+ dibimbing oleh Dr. Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc. yang juga menjadi penggagas riset EnWie Biofertilizer. “Program ini kami rancang agar riset yang dilakukan di kampus dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya, Senin (6/9).
Sebagai pengajar dan peneliti, Dwi Umi menjelaskan bahwa riset pengolahan limbah peternakan telah ia lakukan selama lebih dari lima belas tahun. Melalui riset tersebut, dihasilkan biofertilizer dengan sembilan mikroorganisme bermanfaat yang berfungsi memperbaiki kesuburan tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Dalam kegiatan JGrow+, metode ini diterapkan dengan memanfaatkan limbah ternak yang diolah secara fermentasi anaerob selama dua minggu untuk pupuk cair, dan satu setengah bulan untuk pupuk padat. Tahapan ini dipantau dengan memperhatikan perubahan warna dan aroma bahan. “Pendekatan ini sederhana, namun terbukti efektif meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan,” terang Dwi Umi.
Selain risetnya, Dwi Umi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan program. Melalui kegiatan pelatihan yang dilakukan bersama Karang Taruna Permadi 13, ia berharap keterampilan mengolah limbah dapat menjadi bekal kemandirian warga.
Dwi Umi menyebutkan, keterlibatan masyarakat sejak tahap awal menjadi kunci keberhasilan program berbasis pemberdayaan. Warga diajak memahami manfaat limbah ternak sebagai sumber daya bernilai ekonomi. “Kami ingin masyarakat mampu mengubah permasalahan lingkungan menjadi peluang produktif,” tuturnya.
Tim mahasiswa Biologi UGM yang tergabung dalam JGrow+ terdiri atas Raditya Yogi Pratama, Nabila Rahmawati, dan Nabila Syafi’ah. Mereka melakukan observasi awal terhadap potensi limbah ternak di Jamblangan yang mencapai ratusan kilogram per hari. Berdasarkan data tersebut, tim merancang sistem pengolahan terintegrasi untuk menghasilkan biofertilizer dan pupuk organik padat yang mudah diaplikasikan petani. Program ini juga menjadi sarana penerapan ilmu bioteknologi lingkungan di lapangan. “Kami belajar langsung bagaimana riset kampus bisa diimplementasikan dalam konteks sosial dan ekonomi masyarakat,” ujar Raditya.
Dalam pelaksanaan kegiatan, mahasiswa berperan sebagai fasilitator pelatihan bagi anggota Karang Taruna Permadi 13. Mereka mengajarkan proses pembuatan, fermentasi, pengemasan, hingga strategi pemasaran produk pupuk organik. Langkah ini mendorong warga agar mampu memproduksi pupuk secara mandiri dan berkelanjutan. Pendekatan partisipatif ini juga memperkuat semangat gotong royong di antara warga desa. “Kami ingin memastikan ilmu yang kami bagikan bisa diteruskan tanpa harus bergantung pada pendampingan kampus,” kata Nabila.
Nabila melanjutkan, sebagai bentuk dukungan lanjutan, tim juga membuat panduan digital berupa video tutorial pembuatan pupuk organik yang diunggah ke kanal daring. Dokumentasi tersebut memudahkan masyarakat di luar Desa Jamblangan untuk meniru metode serupa. Upaya ini memperluas jangkauan manfaat program dan memperkuat dampak sosial kegiatan mahasiswa. “Kami berharap panduan ini menjadi referensi bagi desa lain yang ingin menerapkan teknologi serupa,” jelasnya.
Respons masyarakat terhadap program ini sangat positif, terutama dari kalangan petani yang merasakan manfaat langsung dari penggunaan pupuk organik. Beberapa warga bahkan telah memanfaatkan produk JGrow+ untuk lahan pertanian mereka dan melihat peningkatan hasil panen. Kegiatan ini juga mendorong munculnya ide usaha kecil berbasis pengolahan limbah ternak. Dukungan Karang Taruna Permadi 13 menjadi bukti antusiasme generasi muda dalam menjaga lingkungan. “Kami merasa terbantu dan bersemangat karena mahasiswa UGM hadir memberikan solusi yang bisa kami terapkan,” ungkap salah satu anggota Karang Taruna Permadi 13.
Melalui JGrow+, Fakultas Biologi UGM menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi riset yang berdampak nyata bagi masyarakat. Kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan warga menjadi contoh nyata sinergi kampus dan desa dalam mengatasi persoalan lingkungan. Program ini juga mempertegas peran UGM sebagai universitas yang mengakar kuat di tengah masyarakat. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi fakultas dan unit lain untuk turut mengembangkan riset aplikatif di wilayah binaan.
Kontributor : Humas Fakultas Biologi UGM
Penulis : Triya Andriyani