
Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada berhasil menciptakan Gelora, incinerator portable atau alat pembakar sampah portabel skala rumah tangga yang ramah lingkungan. Alat ini dilengkapi sistem pembakaran tertutup dan filtrasi karbon aktif, menjadi solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan sampah domestik yang masih menjadi tantangan di banyak daerah.
Produk ini merupakan hasil karya Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) yang beranggotakan Amir Fren Afrizal, Fa’iq Al-Baihaqi, Mohammad Lathif Adani, Muhammad Zulfa Azizi, dan Rahma’ Alya Nabila Damayanti. Kelima mahasiswa tersebut berasal dari Program Studi Teknologi Rekayasa Elektro, Sekolah Vokasi UGM, dengan bimbingan Ir. Ma’un Budiyanto, S.T., M.T., IPU.
Ma’un Budiyanto menyampaikan bahwa Gelora diharapkan dapat dikembangkan sebagai teknologi tepat guna yang mendukung pengelolaan sampah mandiri di masyarakat. “Kami berharap Gelora dapat menjadi langkah nyata dalam penerapan ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah berbasis komunitas,” ujarnya, Senin (13/10).
Ketua tim, Amir Fren Afrizal, menuturkan bahwa gagasan pembuatan Gelora muncul dari keprihatinan terhadap meningkatnya volume sampah rumah tangga di Indonesia yang mencapai lebih dari 34 juta ton per tahun. Sebagian besar sampah tersebut belum dikelola dengan optimal, terutama di wilayah pemukiman padat. “Keterbatasan teknologi pengolahan sampah skala kecil membuat masyarakat kesulitan berpartisipasi aktif dalam pengurangan sampah. Gelora dirancang sebagai solusi sederhana dan efisien yang bisa digunakan langsung di rumah,” kata Amir.
Inovasi ini mengutamakan keamanan dan kemudahan bagi pengguna. Alat Gelora dibuat portabel dengan tambahan roda dan gagang agar mudah dipindahkan. Lapisan pelindung yang terdiri dari tiga isolator panas menjamin alat tetap aman saat beroperasi. “Kami menggunakan bahan batu tahan api dan besi tahan panas agar pengguna tetap terlindungi selama proses pembakaran berlangsung,” ungkap Muhammad Zulfa Azizi selaku perancang desain mekanis.
Dari sisi sistem elektronik, Fa’iq Al-Baihaqi bersama Lathif Adani mengembangkan sistem kontrol berbasis mikrokontroler ESP32. Sistem ini berfungsi menampilkan data suhu pembakaran dan kadar emisi gas karbon monoksida secara real-time melalui layar LCD. “Melalui fitur monitoring ini, pengguna bisa memastikan proses pembakaran berlangsung secara aman dan efisien,” ujar Fa’iq.
Adapun sistem filtrasi yang dikembangkan oleh Rahma’ Alya Nabila Damayanti berfokus pada penekanan emisi gas hasil pembakaran. Karbon aktif pada alat ini dirancang dengan mekanisme plug and play agar mudah diganti, sehingga pengguna dapat merawat alat dengan lebih praktis. “Dengan sistem ini, emisi gas dapat ditekan secara signifikan tanpa mengurangi efisiensi pembakaran,” jelas Rahma.
Selain melakukan pengujian teknis, tim juga telah mempublikasikan inovasi mereka melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan Facebook. Tim Gelora kini tengah memproses pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk melindungi desain industrinya. “Upaya ini menjadi bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan inovasi berkelanjutan yang berdampak langsung bagi masyarakat,” terang Amir.
Keberhasilan tim mahasiswa UGM ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menghadirkan ide-ide kreatif dalam menjawab persoalan lingkungan. Inovasi Gelora menjadi bukti bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam menciptakan teknologi yang mendukung kehidupan berkelanjutan di tingkat rumah tangga.
Penulis: Tim PKM-KI Gelora
Editor: Triya Andriyani