
Munculnya meteorit di langit Cirebon pada beberapa waktu lalu mengguncang masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah di bisa terkena dampak dari jatuhan batuan antariksa. Pasalnya, posisi Indonesia yang berada di garis ekuator, di mana terdapat asteroid yang cukup banyak di sekitar ekuator. Namun prediksi asteroid yang akan menabrak bumi pada 2032 yang diperkirakan akan menghancurkan sebuah kota membuat kekhawatiran masyarakat lebih besar. Di sisi lain, musibah yang terjadi dari dampak kejatuhan batuan tersebut, terdapat keuntungan yang bisa diambil dari peristiwa tersebut untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Dosen Teknik Geologi, Dr. Nugroho Imam Setiawan, menjelaskan bahwa kejatuhan meteorit memiliki dua sudut pandang yaitu berkah dan musibah. Jatuhan meteorit bisa menjadi berkah terutama dalam bidang ilmiah. Melalui meteorit, dapat diketahui informasi batuan dari tata surya dan yang ada di sekitar bumi, komposisi batuan, dan kandungannya. “Kita jadi tahu komposisi batuan yang ada di sekitar bumi, umur dari meteorit bisa menjadi informasi umur bumi, kemudian kita juga bisa mengetahui bagaimana sistem tata surya yang terjadi, serta memanfaatkan kandungan dari meteorit tersebut,” jelasnya, Kamis (16/10).
Nugroho mengatakan bahwa untuk memastikan keaslian kandungan dalam meteorit tersebut harus memiliki cara khusus dalam pengambilannya untuk diteliti lebih lanjut. Sampel meteorit lebih banyak diambil dari kutub selatan, karena disana permukaan dari Benua Antartika sebagian besar tertutupi salju, sehingga ketika ada benda langit yang warnanya lebih gelap bisa terlihat dengan jelas. “Semakin cepat mengambil sampel dari masa jatuhnya itu semakin baik, kalau semakin lama meteorit sudah bercampur dengan tanah, dan lapuk tentu akan mengurangi keaslian meteorit tersebut,” ujarnya.
Nugroho menambahkan, salah satu kandungan organik yang ditemukan di dalam meteorit adalah asam amino. Namun, asam amino juga bisa menghilang sebelum sampai di bumi. Hal ini dikarenakan dengan suhu tinggi saat menembus atmosfer, kandungan organik di dalam meteorit bisa lepas atau terkikis habis sehingga pada saat jatuh di permukaan bumi yang tersisa hanya kandungan non-organiknya. “Ketika meteorit memiliki pori untuk menyimpan asam amino, dia akan lebih aman tetapi kalau tidak berpori dan asam amino hanya terselubung di bagian luar, tidak akan survive lagi ketika jatuh di bumi,” tambahnya.
Selain berkah yang didapat dari meteorit, adanya musibah yang terjadi akibat dari jatuhan meteorit tersebut tidak bisa terlupakan. Musibah itu beberapa terekam dan terjadi ketika meteor jatuh di pemukiman atau di laut, dengan ukuran yang besar, sehingga bisa menyebabkan adanya tsunami.
Berdasarkan prediksi tabrakan asteroid, Nugroho mengatakan bahwa prediksi itu sangat memungkinkan sekali untuk tidak terjadi. Terlebih Bumi memiliki perlindungan yang cukup baik yaitu atmosfer, sehingga benda ruang angkasa yang ukurannya besar itu bisa menjadi lebih kecil dan akan mengurangi dampak yang dihasilkan. Namun, apabila jatuhan tersebut tetap terjadi maka diharapkan tidak menimbulkan dampak yang besar, dan ukurannya meteornya pun jauh lebih kecil, dan jatuhnya tidak di pemukiman. “Tentu saja potensi jatuhan meteorit itu masih ada karena kita memiliki asteroid yang ada di sekitar bumi,” pungkasnya.
Penulis : Jesi
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Freepik