
Memiliki hewan peliharaan menjadi sebuah gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat Indonesia karena dinilai bisa memberikan dukungan psikososial kepada pemiliknya. Berdasarkan data Lembaga Euromonitor International, terjadi peningkatan jumlah hewan kesayangan yang dipelihara masyarakat Indonesia dari tahun 2016 – 2022, populasi kucing dari 2,15 juta ekor menjadi 4,80 juta ekor dan anjing dari 459 ribu ekor menjadi 737 ribu ekor. Peningkatan jumlah hewan kesayangan yang dipelihara dalam skala rumah tangga ini bersamaan dengan kesadaran masyarakat Indonesia yang semakin tinggi soal kesejahteraan hewan. Oleh karena itu, diperlukan peralatan yang memadai dalam mendukung masa perawatan intensif setiap pasiennya, salah satu alatnya adalah inkubator.
Sejalan dengan harapan tersebut, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karya Inovatif (PKM-KI) berhasil mengembangkan alat Inkubator Cerdas Perawatan Intensif Hewan Kesayangan (Inkupets). Tim PKM ini terdiri dari Zidan Az Zulfa (Elektronika dan Instrumentasi 2023), Lukas Ivander Mario Andrean (Kedokteran Hewan 2022), Marsha Paramitha Susanto (Kimia 2023), Vytis Rabbani Rex (Elektronika dan Instrumentasi 2023), dan Ata Beckham De Porras (Teknologi Rekayasa Elektro 2023).
Ketua tim, Zidan Az Zulfa menjelaskan bahwa pengembangan alat inkubator hewan kesayangan dilatarbelakangi oleh pemenuhan inkubator yang masih didominasi dengan produk impor menyebabkan harganya menjadi lebih mahal dan sulit dijangkau. “Alat Inkupets hadir sebagai inkubator cerdas berbasis Internet of Things (IoT) yang diintegrasikan dengan aplikasi mobile untuk meningkatkan efisiensi penggunaan,” ucap Zidan, Sabtu (18/10).
Salah satu anggota tim dari program studi Kedokteran Hewan, Lukas Ivander menerangkan bahwa Inkupets dilengkapi dengan sistem monitoring pemeriksaan kesehatan yang mampu memantau kondisi hewan di dalam inkubator. Selain itu, Inkupets memiliki fitur pendukung seperti nebulizer, pengaturan cahaya, sistem sirkulasi, dan desinfeksi yang memastikan hewan bisa nyaman dalam ruang inkubator.
Mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumental sekaligus berperan sebagai mekanis tim, Vytis Rabbani menambahkan bahwa Inkupets dibuat menggunakan beberapa bahan penyusun utama dengan kualitas unggul. “Bahan yang dipergunakan seperti aluminium sebagai kerangka, akrilik sebagai badannya, dan PETG sebagai komponen elektroniknya,” tambahnya.
Dosen pendamping Tim PKM-KI Inkupets UGM, Mokhammad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng. berharap alat ini dapat diproduksi secara massal dan dapat bermanfaat bagi tenaga medis hewan yang ada di Indonesia. “Alat ini diharapkan sebagai loncatan perkembangan teknologi veteriner di Indonesia,” harapnya.
Penulis : Jesi
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Tim PKM