Sabtu di akhir pekan minggu ketiga bulan oktober itu, udara dingin menyelimuti area wisdom park, sisi timur Kampus UGM. Puluhan mahasiswa tengah bersiap latihan baseball. Dari sudut lapangan, Axell, mahasiswa dari Fakultas Hukum, menenteng kamera SLR sambil mengabadikan momen saat anak UKM memukul atau menangkap bola.
Axel tidak sendiri. Ia bersama dengan temannya juga sibuk mengabadaikan momen tersebut bahkan menjelajahi setiap sudut Wisdom Park UGM untuk mengambil gambar terbaik dari alam pepohonan hingga suana aktivitas olahraga pagi.
Axel bukannya anggota UKM baseball, namun salah satu dari 12 peserta lomba Fotografi di ajang Porsenigama. Fotografi, salah satu dari tangkai seni yang menjadi wadah para mahasiswa dalam berkreasi melalui hal-hal yang mereka potret. Lomba fotografi kali ini hanya diadakan dalam satu hari, Sabtu (25/10), di area kampus UGM.
Ditemui di sela aktivitas mengikuti perlombaan, Axel mengaku menyukai hobi fotografi dan kegiatan memotret. Meski mengaku sudah menjadi passionnya, sejauh mengikuti perlombaan tersebut, perasaannya masih ragu dan gugup. “Soalnya melihat lawan-lawan yang lain itu gear-nya (peralatan fotografi) pada memadai semua rata-rata,” ungkapnya tersenyum.
Tidak hanya itu, Axell juga merasakan ada sedikit tantangan selama memotret. “Mungkin tantangan terbesarnya sejauh ini cari momennya doang, sih. Soalnya, tema yang dikasih perlu momen banget menurutku,” ucapnya.
Ketua Panitia Tangkai Fotografi, Dzaky Ferdiansyah, menyampaikan bahwa sistem pelaksanaan dan pengumpulan foto dilakukan secara on the spot (langsung di tempat). Bahkan, tema dan lokasi pun diberikan pada hari yang sama, bukan diumumkan pada saat technical meeting (pertemuan pembahasan teknis) atau pada hari sebelumnya. “Jadi, benar-benar fresh idenya,” ujarnya.
Diikuti oleh 12 orang dari kategori fotografi jurnalistik dan 15 orang dari kategori fotografi seni, tema lomba fotografi yang diambil tahun ini adalah ‘Emosi’. “Jadi, menggambarkan ekspresi yang secara tiba-tiba dihasilkan oleh subjek,” jelasnya.
Aspek penilaian dari fotografi sendiri terdiri dari beberapa poin, antara lain gagasan yang meliputi orisinalitas ide dan kesesuaian karya dengan tema, garapan yang meliputi teknis dan komposisi, serta penyajian yang meliputi estetika karya dan voting (pemungutan suara) oleh pengunjung pameran. “Harapan dari adanya lomba fotografi Porsenigama ini ya dari aku bisa cukup tahu bahwa setiap fakultas itu bisa punya potensi seniman dari fotografi jurnalistik maupun seni,” tutur Axel.
Lebih menarik lagi, setiap karya yang dihasilkan oleh peserta tidak hanya akan menjadi bagian dari perlombaan. Cerita ataupun momen yang ditangkap dalam masing-masing foto akan ditampilkan dalam pameran yang akan dilaksanakan pada 22-23 November 2025, di Selasar Fakultas Filsafat. Pameran tersebut juga bersamaan dengan tangkai seni komik strip, lukis tradisional, dan poster digital. Sedangkan, untuk pemberian penghargaan atas pemenang dari fotografi akan dilakukan pada 23 November 2025.
Penulis : Alena Damaris
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Porsenigama
