Di tengah tantangan komunikasi digital yang semakin dinamis, Fakultas Teknik (FT) UGM mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan Workshop dan Pelatihan Kehumasan pada Kamis (30/10). Kegiatan bertajuk “Sinergi Kehumasan FT UGM: Optimalisasi Peran Humas dalam Mengangkat Citra Jenama Positif FT UGM” ini diikuti oleh 90 tenaga kependidikan (tendik) dan mahasiswa paruh waktu bidang kehumasan guna memperkuat kapasitas internal dalam menghadapi lanskap media yang semakin kompetitif.
Dekan FT UGM, Prof. Selo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa konteks kehumasan saat ini telah mengalami perubahan signifikan dibandingkan satu dekade lalu. Media digital telah menjadi wajah institusi yang paling mudah diakses publik, sehingga pendekatan komunikasi tidak bisa lagi dilakukan dengan pola lama.
Hospitality Operation Consultant, Pratiwi Damayanti, S.I.P. memaparkan materi bertajuk “Optimalisasi Peran Humas dalam Rangka Mengangkat Citra Jenama Positif FT UGM”. Ia menyampaikan konsep dasar tentang jenama dan reputasi institusi, strategi komunikasi yang konsisten dalam membangun citra positif, serta praktik penerapan branding pada kegiatan dan publikasi fakultas.
Dama kemudian menggarisbawahi urgensi strategi kehumasan yang berbasis pasar. Menurutnya, pendekatan komunikasi tidak bisa dipukul rata. “Setiap segmen audiens memiliki karakteristik unik, mulai dari kebutuhan informasi, gaya bahasa, hingga preferensi media yang berbeda,” paparnya.
Menjabarkan lebih lanjut pentingnya segmentasi, Dama mengilustrasikan perbedaan pendekatan yang tajam antara dua audiens utama. “Mahasiswa dan calon mahasiswa lebih efektif dijangkau melalui konten kreatif dan interaktif di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.” paparnya. “Namun sebaliknya, pendekatan yang sama tidak akan efektif kepada orang tua dan keluarga karena mereka mencari informasi yang kredibel melalui website fakultas, media cetak, serta publikasi prestasi alumni.” jelasnya. Di luar strategi yang disesuaikan ini, Dama menambahkan dimensi lain, yakni kesiapan menghadapi krisis di ruang digital, ketika kecepatan dan kebijaksanaan dalam merespons menjadi sebuah kunci keberhasilan.
Memperkuat aspek teknis penulisan, Kepala Biro Jawa Tengah–DIY Harian Kompas, Haris Firdaus, membawakan materi fundamental bertajuk “Jurnalistik untuk Praktisi Kehumasan”. Jurnalis Harian Kompas ini memaparkan distingsi antara dua kerangka pemberitaan, yaitu siapa-melakukan-apa dan siapa-berbicara-apa. Menurut analisisnya, kerangka kedua memiliki relevansi yang lebih tinggi dalam konteks media kontemporer karena kemampuannya mengekstraksi substansi dan pesan dari sebuah peristiwa ketimbang hanya sebatas melaporkan aktivitas. “Ini adalah cara untuk memastikan konten kita tidak hanya membangun citra, tetapi juga relevan dengan masyarakat,” tegas Haris.
Workshop ini diharapkan menjadi momentum penguatan peran seluruh elemen fakultas dalam membangun citra institusi. Prof. Selo pun menegaskan bahwa tanggung jawab ini adalah milik bersama. “Setiap tendik memiliki tanggung jawab untuk membangun jenama FT UGM menjadi lebih baik dari bidang masing-masing,” pungkasnya.
Penulis : Aldi Firmansyah/Radaeva Errisya (FT UGM)
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Fakultas Teknik
