Rizal Galih Pradana (25), salah satu dari 25 lulusan program Magister (S2) yang berhasil meraih IPK 4,00. Wisudawan Program Studi Magister Psikologi yang diwisuda pada Rabu (22/10), di Grha Sabha Pramana, berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 10 bulan 17 hari.
Rizal bercerita bahwa ia menjalani S2 dengan mendapat beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yaitu Program Magister Psikologi Profesi. Namun, terdapat perubahan mendadak terkait kebijakan di bidang kurikulum yang mana menyebabkan Magister Psikologi Profesi ditutup ketika Rizal hendak mendaftarkan diri ke UGM. Hal tersebut membawa Rizal pada sebuah keputusan sulit karena ia harus memilih antara melanjutkan LPDP dengan berpindah jurusan ke Magister Psikologi Sains atau mundur dari LPDP dan menunggu kepastian dari profesi. “Jadi, saya bersyukur waktu itu keputusan yang saya ambil adalah tetap lanjut dengan pindah jurusan ke Magister Psikologi Sains,” ujarnya, Rabu (5/11).
Tidak sampai di situ, Rizal masih harus merasakan tantangan lain, yaitu melakukan penyesuaian diri dengan program yang ia pilih terutama terkait riset tesis dan peminatan studi . Memiliki kewajiban untuk mengubah topik penelitiannya, ia bertemu dengan Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Psikologi UGM sekaligus dosen pembimbing yang pada waktu itu membuka riset payung mengenai food choice (pilihan makanan) dan mengundang mahasiswa untuk bergabung. Berada di Magister Psikologi (Sains) mengharuskan Rizal untuk mempelajari metode analisis baru juga, yaitu Structural Equation Modeling (SEM) yang tergolong sesuatu baru baginya.

Mendapat IPK 4,00, kata Rizal, adalah sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor takdir dan keberuntungan. Ia mengaku mendapatkan nilai yang tidak terlalu maksimal pada Ujian Tengah Semester (UTS), tetapi berhasil didongkrak dengan nilai-nilai Ujian Akhir Semester (UAS) karena UAS memiliki segi bobot yang lebih menentukan.
Terlepas dari segala kesulitan yang dihadapi selama perkuliahan, ia menyadari bahwa mendapat beasiswa LPDP adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan dengan berusaha semaksimal mungkin. Ia mengerjakan tugas dan ujian dengan sebaik mungkin. “Pokoknya saya nothing to lose (tidak akan rugi) dan memberikan upaya terbaik yang bisa saya lakukan,” tuturnya.
Tidak lupa, Rizal membagikan tips belajar versi dirinya. Pertama, perhatikan sistem atau kriteria penilaiannya. Kedua, lihat karakteristik dosen, hal tersebut bisa ditanyakan pada kakak tingkat mengenai jenis ujian atau penilaian yang menjadi tipikal masing-masing dosen.
Pada akhirnya, menurut Rizal, siapapun yang memiliki kesempatan untuk melakukan studi di perguruan tinggi, harap dimanfaatkan sebaik mungkin karena hanya di kampus, kita dapat memiliki kesempatan belajar ataupun dosen yang dapat memperbaiki kesalahan dan membantu kita dalam memahami suatu hal yang belum diketahui. “Karena kalau sudah masuk ke dunia industri atau dunia kerja itu kita biasanya lebih ke learning by doing (belajar sambil melakukan). Manfaatkanlah kesempatan ketika diberi kesempatan untuk studi di perguruan tinggi,” pesannya.
Penulis : Alena Damaris
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Pribadi
