Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalani asesmen akreditasi internasional dari Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics, Natural Sciences, and Mathematics (ASIIN), lembaga akreditasi berbasis di Jerman, untuk enam program studi dari tiga fakultas. Adapun keenam program tersebut meliputi Prodi S1 Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Prodi S2 Ilmu dan Teknologi Pangan, Prodi S2 Teknik Biomedis, Prodi S3 Biologi, Prodi S3 Ilmu Lingkungan, dan Prodi S3 Bioteknologi.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., menyambut kedatangan tim asesor ASIIN di Ruang Multimedia 1, Gedung Pusat UGM, Rabu (12/11). Dalam sambutannya, ia menuturkan bahwa asesmen ini merupakan bagian dari komitmen UGM untuk meningkatkan mutu akademik dan memperkuat pengakuan global universitas. Ia menambahkan, keenam program studi yang diajukan menjadi bagian penting dari visi UGM dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta berkontribusi pada tujuan keberlanjutan nasional dan global. “Penilaian ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang kami untuk menginternasionalisasi sistem pendidikan, memastikan pengakuan global, dan memberikan pengalaman akademik kelas dunia kepada mahasiswa,” ungkapnya.

Salah satu asesor ASIIN, Prof. Thomas John, memberikan apresiasi terhadap reputasi UGM sebagai universitas terbaik di Indonesia. Ia menilai UGM telah menyiapkan dokumen akademik dengan baik, namun tetap perlu meningkatkan kualitas publikasi internasional. “UGM memiliki publikasi yang cukup banyak, tetapi kualitas publikasi tentu tidak hanya ditentukan oleh jumlahnya, melainkan juga oleh indeks sitasi atau faktor dampak,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Wening menuturkan bahwa UGM telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan, riset, dan kesiapan lulusan dalam asesmen internasional. Salah satunya melalui program Enhancing Quality Education for International University Impacts (EQUITy) yang mendorong peningkatan kualitas publikasi internasional. “Kami kini lebih menekankan peningkatan kualitas publikasi dengan indeks sitasi tinggi dibanding sekadar memperbanyak jumlahnya,” paparnya.
Direktur Penelitian UGM, Prof. Dr. Mirwan Ushada, S.T.P., M.App.Life.Sc., menjelaskan bahwa universitas menetapkan lima bidang unggulan (flagship research) sebagai arah utama penelitian untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kelima bidang tersebut meliputi kedaulatan pangan, kemandirian kesehatan, transisi energi, adaptasi lingkungan, dan ketahanan sosial. “Salah satu syarat riset di UGM adalah mendukung salah satu dari lima flagship itu. Kami juga memiliki learning center dan laboratorium terpadu yang menjadi pusat kegiatan penelitian mahasiswa untuk mendukung target indikator kinerja universitas,” terangnya.

Tim asesor ASIIN juga memberikan apresiasi terhadap posisi strategis UGM di kawasan Asia. Salah satu di antaranya, Prof. Dieter Trautz, menilai UGM memiliki daya tarik besar bagi mahasiswa lintas negara serta kesiapan akademik dan administratif yang baik dalam menghadapi proses akreditasi. “Kami sangat terkesan dengan Universitas Gadjah Mada. Posisi luar biasanya terlihat di seluruh Indonesia dan kawasan ini,” ujarnya.
Asesmen berlangsung selama dua hari, 12–13 November 2025, dan menjadi bagian dari langkah berkelanjutan UGM untuk memperkuat penjaminan mutu, meningkatkan relevansi global, serta memperkokoh daya saing lulusan melalui riset dan inovasi pendidikan. Melalui akreditasi internasional seperti ASIIN, UGM terus memperluas jejaring akademik dan memperkuat kolaborasi lintas negara dalam bidang riset maupun pendidikan. Upaya ini mencerminkan komitmen UGM untuk menjadi universitas berkelas dunia yang berakar kuat pada nilai-nilai keindonesiaan.
Penulis: Cyntia Noviana
Editor: Triya Andriyani
Foto: Donnie
