Prof. Dr. Ir. Andang Widi Harto, M.T., IPU, ASEAN Eng resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Reaktor Maju Pembangkit Daya pada Fakultas Teknik UGM. Dalam pengukuhan, ia menyampaikan pidato berjudul Aspek Strategis Pengembangan Teknologi Sistem Energi Nuklir di Indonesia: Peran Teknik Nuklir dalam Pengembangan Teknologi Reaktor Nuklir Maju. Membicarakan peran strategis pembangit listrik tenaga nuklir (PLTN) sekaligus pemanfaatannya sebagai energi termal, Andang Widi Harto dalam pidatonya merasa prihatin karena permasalahan sistem energi dunia, terutama di Indonesia masih didominasi penggunaan sumber daya energi fosil yang berakibat meningkatkan kandungan emisi dan karbondioksida di bumi.
“Perlu kiranya melakukan upaya-upaya mengurangi penggunaan energi fosil ini, dan salah satu diantaranya dengan menggunakan teknologi energi nuklir dan energi terbarukan,” ungkapnya di Balai Senat UGM, Kamis (13/11).
Andang berpandangan diperlukan langkah-langkah mitigasi sebagai upaya penting dalam mengurangi emisi CO2 yaitu dengan mengurangi penggunaan sumber daya energi fosil, dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dinilainya telah terbukti mampu menghasilkan energi (listrik) secara masif, kontinu dan dengan biaya terjangkau. Iapun meyakini di masa depan teknologi nuklir dapat dimanfaatkan sebagai energi termal untuk berbagai keperluan. “Sayang, saat ini penyedia energi di Indonesia masih menghadapi tantangan di antaranya adalah konsumsi energi per kapita yang masih rendah, dominasi sumber daya energi fosil, kurang mendukungnya industri yang kompetitif, dan tantangan dari net zero emission,” terangnya.
Andang menuturkan, meski Indonesia belum memiliki reaktor nuklir untuk pembangkit listrik namun hingga saat ini sudah memanfaatkan teknologi nuklir di bidang non energi. Dengan memiliki tiga reaktor nuklir riset, Indonesia pun pada akhirnya mampu memiliki peraturan ketenaganukliran, badan regulator dan pengawas ketenaganukliran. Selain itu, Indonesia juga memiliki lembaga penelitian di bidang nuklir, hingga lembaga pendidikan tinggi di bidang nuklir.
Belum lagi kekayaan alam yang dimiliki yang berpotensi mampu dijadikan sebagai bahan bakar teknologi nuklir. “Dengan memperhatikan kondisi eksisting Indonesia, maka direkomendasikan tiga periode perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dilakukan, yaitu periode awal dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kebutuhan listrik yang diproyeksikan dan memenuhi target NZE. Selanjutnya periode transisi, yaitu aktivitas penelitian dan pengembangan, dan terakhir periode mandiri dan berkelanjutan, yaitu menerapkan teknologi baru,” pungkasnya.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A, menyampaikan Prof. Dr. Ir. Andang Widi Harto, M.T., IPU, ASEAN Eng merupakan salah satu dari 542 aktif di UGM. Sementara di tingkat Fakultas Teknik, ia termasuk 88 guru besar aktif dari 100 guru besar yang dimiliki Fakultas Teknik UGM.
Penulis : Salwa
Editor : Agung Nugroho
