Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan silaturahmi dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) dalam agenda Sharing Session Pengelolaan Dana Abadi Perguruan Tinggi di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui penerbitan sukuk wakaf. Pertemuan ini bertujuan menggali masukan untuk pengembangan fitur SBSN berbasis wakaf agar dapat menjadi alternatif instrumen investasi dana abadi bagi perguruan tinggi.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Deni Ridwan, menjelaskan bahwa Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS) merupakan bentuk dukungan yang disediakan Kementerian Keuangan untuk mengembangkan wakaf uang. “Dalam instrumen ini, BWI berperan sebagai nazhir yang mengumpulkan wakaf uang yang kemudian akan dikelola dan diinvestasikan pada instrumen SBSN,” jelasnya pada Jumat (14/11) silam di Ruang Sidang II Rektorat UGM.
Deni menyampaikan bahwa BWI telah mengalokasikan anggaran di berbagai sektor, termasuk perhubungan dan khususnya pendidikan. Ia menambahkan bahwa banyak perguruan tinggi membiayai proyek infrastrukturnya melalui SBSN. “BWI telah bekerja sama dengan berbagai macam perguruan tinggi terkait dengan pengalokasian anggaran untuk pengembangan berbagai macam proyek mereka,” tuturnya.

Menurut Deni, instrumen sukuk wakaf bisa menjadi langkah strategis untuk memperkuat pembiayaan pendidikan. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan memperoleh manfaat proyek sekaligus pendapatan investasi, sementara pemerintah dapat menjalankan misi mencerdaskan bangsa dengan dukungan dana dari PTN sebagai investor. Dengan demikian, ketergantungan pada investor luar dapat berkurang.
Direktur Keuangan UGM, Prof. Syaiful Ali, MIS., Ph.D., Ak., CA., menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif BWI dalam memperkenalkan instrumen pendanaan yang inklusif bagi pendidikan tinggi. Ia menilai diskusi ini memberi peluang baru bagi universitas dalam mengembangkan strategi pengelolaan dana abadi. “Menarik sekali investasi yang bisa dilakukan oleh universitas,” katanya.
Ali menambahkan bahwa mekanisme investasi berbasis syariah memiliki potensi besar untuk mendukung kemandirian pendanaan universitas. Ia memastikan bahwa UGM akan mengkaji dengan cermat model investasi ini bersama tim keuangan. “Nantinya tim keuangan UGM akan melakukan diskusi lebih lanjut untuk mempertimbangkan tentang instrumen yang ditawarkan oleh BWI dengan berbagai manfaat yang akan didapatkan universitas,” pungkasnya.
Penulis: Jesi
Foto: Firsto
Editor: Triya Andriyani
