Krisis sampah yang memprihatinkan di Yogyakarta menjadi perhatian Universitas Gadjah Mada, dan turut bergerak guna memberikan solusi. Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan saat ini ditengarai turut memperburuk situasi penyelesaian soal pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Universitas Gadjah Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui tim peneliti dari Fakultas Teknik terus memperkuat kontribusinya dalam mengembangkan pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tim yang dipimpin oleh Dr. Hanifrahmawan Sudibyo, S.T., M.Eng., M.S., Ph.D., ini sejak 25 April 2025 telah memperoleh pendanaan dari e-ASIA Joint Research Program (e-ASIA JRP) untuk melaksanakan riset multinasional selama tiga tahun bersama mitra dari Jepang (Waseda University), Thailand (Chulalongkorn University dan ENTEC), serta Filipina (Mindanao State University – Iligan Institute of Technology).
Melalui penelitian bertajuk Improving the Sustainability of Resource Recovery from Wet Biomass Waste: Experimentally-Validated GIS-Based Integrated Biorefineries for Cleaner Mobility, yang diumumkan secara resmi oleh e-ASIA JRP pada 13 Desember 2024 lalu, tim melakukan kajian yang berfokus pada pengelolaan biomassa basah termasuk fraksi organik sampah kota. Dengan latar belakang permasalahan sampah di Yogyakarta, topik penelitian ini menggabungkan pendekatan pemodelan geospasial, eksperimen laboratorium, serta perancangan sistem integrated biorefineries untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya dari sampah organik.
Hanifrahmawan Sudibyo menjelaskan salah satu fokus utama riset ini adalah melakukan pemetaan geospasial untuk menentukan lokasi optimal depo pengumpulan sampah, rute pengangkutan, dan unit pengolahan. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan timbulan sampah, komposisi, ketersediaan lahan, konsumsi energi, emisi, serta jarak aman dari permukiman. “Temuan awal menunjukkan bahwa wilayah Piyungan telah ditetapkan sebagai lokasi pengolahan akhir untuk DIY, sehingga analisis dapat difokuskan pada optimalisasi rute dan titik pengumpulan. Tim riset juga mengembangkan rangkaian proses biokimia dan termokimia yang saling terhubung untuk memaksimalkan resource recovery,” jelasnya di kampus UGM, Senin (24/11). 
Adapun teknologi yang dikaji mencakup thermophilic anaerobic digestion, fermentasi hidrolisat, catalytic hydrothermal liquefaction, pemulihan nutrien berbasis membran, serta wet oxidation. Sistem terpadu ini ditargetkan menghasilkan biogas kaya metana, bioalkohol, biocrude oil, hydrochar, pupuk cair anorganik, dan air bersih, dan sebagai bagian dari pelaksanaan riset, tim e-ASIA JRP mengadakan progress meeting pada 18–19 November 2025 di Hotel Phoenix Yogyakarta setelah kick-off meeting sebelumnya di laksanakan di Bangkok pada April 2025.
Hanifrahmawan menuturkan di hari pertama progress meeting diisi dengan melakukan kunjungan ke TPS3R Bramamuda dan TPST Tamanmartani. Kunjungan ini untuk melihat praktik pemilahan dan pengolahan sampah di lapangan. Tim kemudian melanjutkan kunjungan ke BAPPEDA Kota Yogyakarta dan berdiskusi dengan Agus Tri Haryono, S.T., M.T selaku Kepala BAPPEDA membahas tantangan utama dalam pengembangan sistem pengelolaan sampah kota. “Salah satu temuan penting adalah penetapan Piyungan sebagai lokasi pengolahan sampah akhir untuk wilayah DIY. Dengan demikian, analisis geospasial dapat difokuskan pada optimasi rute pengangkutan dan penentuan lokasi depo pengumpulan yang paling efisien”, terang Hanif.
Di hari kedua, kegiatan diisi penyampaikan perkembangan riset dari lima work package (WP) oleh masing-masing perwakilan tiap negara mitra. WP1 yang dipimpin oleh Prof. Kazuaki Iwamura, Waseda University dengan topik Geospatial Modeling & Waste Allocation menyampaikan pengintegrasian citra satelit dan data statistik ke dalam platform GGOD (Grid of Grids Optimization Designer), dan langkah berikutnya mencakup analisis constraints yaitu untuk menentukan rute optimal, lokasi depo, dan titik biorefinery. Selanjutnya WP2, masih dari Waseda Universty dipimpin Dr. Liu Jiang mengangkat topik Pengembangan Sistem Pengumpulan & Pemilah Sampah Otomatis berhasil menunjukkan kemajuan dalam desain prototipe pengangkut dan pemilah sampah berbasis kecerdasan buatan. Hanya saja dalam pembahasannya teknologi masih perlu dikaji, dan disesuaikan karena saat ini hanya efektif untuk sampah plastik kering yang telah dipilah di tingkat rumah tangga.
Sementara itu, WP3 yang dipimpin oleh Prof. Wiratni Budhijanto, S.T., M.T., Ph.D dari UGM dan Dr. Jirasin Koonthongkaew menyampaikan hasil studi kinetika dan mekanisme produksi biogas dari berbagai komposisi substrat menggunakan desain simplex centroid. Bahwa model regresi yang dihasilkan dapat memprediksi parameter kinetika untuk menentukan waktu tinggal dan ukuran digester pada mode operasi kontinyu. Kemudian, WP4 soal Proses Termokimia & Pemisahan dengan Membran dengan anggota Dr. Hanifrahmawan Sudibyo (ketua), Dr. Lisendra Marbelia, dan Dr. Bhumin Than-Ardna mengkaji integrasi hydrothermal liquefaction dengan thermophilic anaerobic digestion untuk mengolah food waste digestate dimana eksperimen akan dirancang menggunakan campuran makromolekul organik guna memastikan konsistensi bahan baku. Bahwa membran termodifikasi senyawa amina aromatis juga sedang dalam pengembangan untuk dapat memisahkan senyawa organik dari nutrien untuk menghasilkan pupuk organik cair. Terakhir, WP5 Sosio-Tekno-Ekonomi & Life Cycle Assessment yang dipimpin oleh Dr. Andante Pandyaswargo membahas tahap awal berfokus pada survei sosial yang melibatkan berbagai sektor pemangku kepentingan sebagai dasar analisis dampak implementasi biorefinery terintegrasi berbasis geospasial.
Hanifrahmawan Sudibyo menambahkan kedepannya tim riset akan kembali berkumpul di Tokyo, Jepang pada tahun 2026 untuk mengikuti workshop lanjutan terkait operasional platform GGOD, serta demonstrasi teknologi pemilahan otomatis dan sistem pengolahan sampah yang telah diimplementasikan di Jepang. “Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah di Indonesia dan mendorong terwujudnya mobilitas yang lebih bersih dan berkelanjutan di kawasan Asia”, pungkas Hanif.
Penulis: Jelita Agustine
Editor : Agung Nugroho
