UGM menorehkan prestasi gemilang dengan meraih juara umum pada ajang Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) 2025. Kemenangan ini menjadi pencapaian bersejarah karena untuk pertama kalinya UGM berhasil keluar sebagai juara umum setelah pada tahun-tahun sebelumnya kerap berada di posisi runner-up.
Kompetisi yang berlangsung di Universitas Padjadjaran pada 16–20 November 2025 ini menjadi panggung penampilan terbaik bagi kontingen UGM. Sebanyak 19 mahasiswa yang turun di empat bidang, yakni fisika, biologi, matematika, dan kimia, menunjukkan performa luar biasa dan berhasil mengumpulkan 14 medali. Total perolehan tersebut meliputi 6 medali emas, 1 perak, 6 perunggu, serta 1 honorable mention yang mengukuhkan posisi UGM sebagai juara umum.
Pada bidang matematika, UGM tampil dominan dengan raihan tiga medali emas melalui Rama Sulaiman Nurcahyo, Stephen Sanjaya, dan Muhammad Hanif, serta satu medali perunggu oleh Fajar Arif Shodiqin. Di bidang biologi, satu medali emas disumbangkan oleh Erlangga Dief Putra Hamam, satu perak oleh Kevin Lensrich, serta dua perunggu oleh Ganang Fattahuddien Attar dan Tsaqifa Zuhayra Emery Bagus.
Sementara itu, pada bidang kimia, satu medali emas berhasil diraih oleh Agatha Novi Febriyanti, disusul dua medali perunggu yang disumbangkan oleh Jonathan Aaron Gunawan dan Rafif Dista Serano. Di bidang fisika, Ahmad Daffa Islamay Fasya Askari menyumbang satu medali emas, kemudian Alief Arsa Yudhistira meraih perunggu, dan Zulfa Nailil Muna mendapatkan honorable mention.

Ketua Komunitas ONMIPA UGM, Danu Ari Wibowo, mengungkapkan bahwa capaian ini merupakan hasil proses panjang yang dimulai jauh sebelum kompetisi berlangsung. Ia menjelaskan bahwa proses seleksi internal dibuka sejak Januari melalui rekrutmen besar yang melibatkan ratusan mahasiswa. “Kami sudah mulai sejak bulan Januari, dengan membuka open recruitment kontingen ONMIPA UGM yang diikuti 170-an mahasiswa,” jelasnya, Selasa (25/11).
Seleksi berlangsung ketat hingga menghasilkan 10 peserta terbaik dari tiap bidang sebelum pelatihan lanjutan diberikan. Setelah sempat tertunda menunggu panduan resmi kompetisi, persiapan kembali berjalan padat sejak Juli hingga September. “Kami berikan pelatihan selama kurang lebih 2–3 minggu, kemudian diseleksi 5 besar tiap bidangnya yang kemudian diberi pelatihan lagi untuk menuju seleksi wilayah,” tambahnya.
Danu juga menekankan pentingnya dukungan dari banyak pihak, mulai dari para dosen hingga veteran ONMIPA tahun sebelumnya. Menurutnya, sinergi inilah yang menjadi fondasi utama kemenangan UGM tahun ini. “Kami mendapat dukungan penuh dari kurang lebih 20 dosen yang terlibat dari berbagai bidang. Para dosen yang terlibat sangat membantu untuk mempersiapkan untuk seleksi internal, wilayah, hingga nasional,” ungkapnya.
Ia menutup dengan menegaskan kembali bahwa keberhasilan UGM mengukir sejarah sebagai juara umum ONMIPA 2025 merupakan buah dari kerja sama dan ketekunan seluruh anggota tim. “Sinergi antara mahasiswa, veteran, dan dosen inilah yang menjadi penentu dalam mengantar UGM meraih gelar Juara Umum ONMIPA tahun 2025,” tutupnya.
Penulis: Aldi Firmansyah
Editor: Triya Andriyani
Foto: Komunitas ONMIPA UGM
