Universitas Gadjah Mada kembali mewisuda 1.729 lulusan Program Sarjana dan 423 lulusan Program Sarjana Terapan pada Upacara Wisuda Program Sarjana dan Diploma Periode I Tahun Akademik 2025/2026. Pelaksanaan wisuda pada periode ini dibagi dua hari, dan di hari pertama UGM mewisuda sebanyak 1.040 lulusan Program Sarjana dan Sarjana Terapan yang berasal dari 7 Fakultas yaitu Fakultas Filsafat, Fakultas Hukum, Fakultas Farmasi, FMIPA, Fakultas Peternakan, Fakutas Psikologi, FISIPOL dan Sekolah Vokasi.
Memimpin upacara wisuda di hari pertama, Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D menyatakan menyiapkan SDM unggul dan mengembangkan riset untuk menghasilkan inovasi yang berdampak menjadi paradigma baru Pendidikan Tinggi. Hasil riset dan inovasi tersebut harapannya mampu membuka peluang kerja sama dengan industri sekaligus memperkuat ekosistem inovasi yang mampu mendorong menuju kemandirian bangsa, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan perkembangan industri kreatif. “Selamat kepada Wisudawan dan Wisudawati yang telah berhasil meraih gelar akademis jenjang Sarjana dan Sarjana Terapan di Universitas Gadjah Mada. Program Sarjana dan Sarjana Terapan UGM secara konsisten berupaya menyiapkan SDM unggul dan siap terjun ke dunia kerja dengan bekal pengetahuan serta keterampilan komprehensif,” ujarnya di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Selasa (25/11).
Rektor menuturkan gelar yang diterima bisa menjadi langkah awal bagi wisudawan dan wisudawati untuk turut berkontribusi memajukan pembangunan bangsa. Melalui program pengabdian KKN-PPM, penguatan UMKM, maupun paradigma pendidikan inklusif, UGM terus mendorong para mahasiswanya berproses mengasah kapasitas kompetensi dan mengembangkan pemikiran kritis dalam melihat dinamika realitas sosial secara lebih dekat.
Dengan segala proses yang telah dilalui, lulusan UGM harus mampu memiliki perspektif menjadi ‘pemimpin baru’, yang dimaknai sebagai lulusan pembawa perubahan baru, paradigma baru, dan inovasi baru dengan mengoptimalkan potensi diri dalam lingkup profesi yang ditekuni. Rektor meyakini bahwa lulusan UGM memiliki keunggulan kompetensi, karakter kemandirian, kemampuan berpikir kritis dan memiliki tanggung jawab sosial. “Saya juga berharap semoga Saudara sekalian menjadi lulusan ataupun subjek pembangunan yang kreatif, inovatif, dan kompetitif di masa depan. Kita bersyuku karena di bulan September 2025, UGM kembali mencatat prestasi di tingkat nasional sebagai bagian dari tiga besar perguruan tinggi yang berhasil lolos, melalui 48 proposal riset dalam Program Hilirisasi Riset Prioritas tahun 2025 Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Capaian ini tentunya semakin meneguhkan komitmen UGM untuk terus mengembangkan riset dan inovasi yang berdampak bagi Masyarakat,” pungkasnya.
Dr. Ir. Heru Dewanto, S.T., M.Sc. Eng., Dewan Pakar KAGAMA mewakili PP KAGAMA mengatakan UGM telah membekali para wisudawan wisudawati bukan sekadar ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai luhur berupa semangat kerakyatan, atau empati. “UGM mengajarkan kita untuk tidak hanya pintar, tetapi juga peduli. Para lulusan tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi diharapkan peka terhadap sekitar,” ucapnya.
Nilai luhur lain yang diharapkan melekat pada diri lulusan UGM adalah semangat rendah hati. Heru menyebut, lulusan UGM dikenal sebagai sosok yang humble, tidak banyak bertingkah atau bergaya, namun berani kerja keras dan berdaya juang tinggi. Para lulusan juga diharapkan terus mengembangkan semangat srawung atau kekancan. “Sangat diharapkan kemampuan berteman, berjejaring, membangun relasi lintas daerah, lintas fakultas, bahkan lintas generasi. Di dunia yang super-terhubung hari ini, networking bukan sekadar modal mencari kerja, tapi modal untuk menciptakan kerja. Dengan terus merawat tiga kunci ini, empati, rendah hati dan jejaring, adik-adik wisudawan akan mampu bertempur di dunia mana pun, di era apa pun,” terangnya.
Ismail Ahmad Nabil Abdurrahim mewakili para lulusan mengatakan belajar ilmu di UGM bukan sekadar capaian intelektual, melainkan soal tanggung jawab moral. Diperolehnya gelar bukan penanda berakhirnya perjalanan, melainkan undangan untuk bekerja lebih jujur, lebih peka, dan lebih berani dalam mengambil peran di tengah masyarakat. “Di dunia yang cepat berubah, tantangan baru akan selalu menunggu, dan masa depan tidak sekadar meminta kecerdasan namun juga integritas, empati, dan kemampuan untuk terus belajar tanpa henti,” ungkap lulusan program studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi.
Dalam wisuda periode ini, jumlah wisudawan perempuan sebanyak 1.235 lulusan atau 57,39%, sedangkan wisudawan pria berjumlah 917 lulusan atau 42,61%. Untuk rerata masa studi lulusan Program Sarjana 4 tahun 4 bulan, dan masa studi tercepat diraih Trixi Karinina Dewi Sindhutomo, Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang berhasil lulus dalam waktu 3 tahun 27 hari.
Usia rata-rata lulusan Program Sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari, dengan lulusan termuda diraih Farras Ulinnuha dari Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang menyelesaikan studi sarjananya pada usia 19 tahun 8 bulan 17 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Periode ini adalah 3,51, dan sebanyak 1.045 lulusan atau 60,44% wisudawan lulus dengan predikat Pujian, 623 lulusan atau 36,03% berpredikat Sangat Memuaskan, dan sebanyak 36 lulusan atau 2,08% berpredikat Memuaskan serta 25 lulusan atau 1,45% diwisuda tanpa predikat. IPK tertinggi periode ini diraih Sania Nadlirotullubba dari Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan IPK 3,98 sekaligus berpredikat Pujian.
Sementara itu, untuk Program Sarjana Terapan periode ini memiliki rerata masa studi 4 tahun 1 bulan, dengan masa studi tersingkat diraih Prima Azha Tridayana, dari Program Studi Teknologi Rekayasa Pelaksanaan Bangunan Sipil, Sekolah Vokasi, yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 11 bulan 1 hari. Usia rata-rata lulusan Program Sarjana Terapan adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari, dengan lulusan termuda program Sarjana Terapan periode ini diraih Aji Bambang Sasongko dari Program Studi Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, Sekolah Vokasi, yang berhasil menyelesaikan studi pada usia 20 tahun 8 bulan 28 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Periode ini adalah 3,64, dan sebanyak 139 wisudawan atau 32,86% lulus dengan menyandang predikat Pujian, sebanyak 282 lulusan atau 66,67% lulus berpredikat Sangat Memuaskan, sedangkan 2 lulusan atau 0,47% lulus tanpa predikat. Pada periode ini lulusan dengan IPK tertinggi diraih Sukma Nurfadilah, dari Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan, Sekolah Vokasi dengan IPK 3,98 sekaligus berpredikat Pujian.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto
