Universitas Gadjah Mada kembali meraih predikat unggul pada penilaian Sistem Informasi Kinerja dan Tata Kelola Kemahasiswaan (SIMKATMAWA) 2025. Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi setelah proses verifikasi serta penilaian dokumen kemahasiswaan tahun 2024. Aspek yang dinilai mencakup kelembagaan kemahasiswaan, kegiatan mandiri seperti prestasi dan rekognisi non-lomba, serta pelaksanaan kegiatan Direktorat Belmawa. Pencapaian ini menegaskan posisi UGM sebagai perguruan tinggi dengan tata kelola kemahasiswaan yang kokoh dan konsisten.
Direktur Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa), Dr. Hempri Suyatna, menyebut capaian ini merupakan bukti kinerja konkret dalam mengembangkan ekosistem kemahasiswaan yang sehat. Ia menilai keberhasilan tersebut lahir dari penguatan proses dan keluaran berupa berbagai prestasi mahasiswa. Kolaborasi lintas unit di UGM turut menopang tercapainya predikat tertinggi tahun ini. UGM disebut terus menata sistem pembinaan agar aktivitas kemahasiswaan makin terarah. “Jadi ini saya kira menjadi bagian bukti kinerja konkret dari teman-teman di Kemahasiswaan untuk bagaimana kemudian mendorong ekosistem pengembangan kemahasiswaan yang baik,” ujarnya, Kamis (27/11).
Hempri menyampaikan bahwa capaian ini tidak terlepas dari dukungan fakultas dan peran aktif mahasiswa. Ia menegaskan keselarasan antara proses pembinaan dan hasil akhir menjadi fondasi penguatan layanan kemahasiswaan UGM. Menurutnya, berbagai prestasi yang dicatatkan mahasiswa menjadi indikator meningkatnya kualitas ekosistem belajar. Sinergi antara unit kemahasiswaan dan pimpinan universitas juga menjaga keberlanjutan capaian positif.
Predikat unggul ini diyakini Hempri memberi dorongan bagi UGM untuk memperkuat pembinaan dan pendampingan mahasiswa. Ia menjelaskan bahwa peningkatan tata kelola harus diikuti respons cepat terhadap dinamika kebutuhan mahasiswa. Pengembangan program pembinaan dinilai penting untuk melahirkan pencapaian yang lebih solid. UGM juga terus memperbarui sistem dokumentasi agar pelaporan dan penilaian menjadi lebih akurat. “Ini harapannya menjadi faktor untuk kita terus berbenah, untuk terus mengembangkan diri,” tuturnya.

Selain itu, UGM menargetkan agar ekosistem kemahasiswaan menghasilkan prestasi yang berkelanjutan. Menurut Hempri, kontinuitas pembinaan akan menentukan kualitas capaian mahasiswa pada periode mendatang. Integrasi program kewirausahaan, kepemimpinan, dan kreativitas juga diperkokoh agar mahasiswa memiliki ruang aktualisasi yang memadai. Ia menekankan bahwa prestasi bukan hanya hasil kompetisi, melainkan buah dari proses panjang yang sistematis. “Harapannya muncul berbagai bentuk prestasi yang baik dan nanti akan kita teruskan dengan hilirisasi-hilirsasi prestasi ke dalam bentuk konkret,” ucapnya.
Hempri menegaskan penilaian SIMKATMAWA dilakukan setiap tahun sehingga konsistensi menjadi tantangan utama. Ia menilai pembaruan tata kelola adalah kunci mempertahankan predikat unggul untuk tahun-tahun berikutnya. UGM disebut memiliki modal kuat berupa budaya akademik yang suportif terhadap pengembangan potensi mahasiswa. Upaya meningkatkan kapasitas SDM pembina juga menjadi agenda penting dalam menjaga keberlanjutan capaian.
Ia menambahkan, kini UGM tengah memetakan strategi untuk menjaga kinerja kemahasiswaan pada penilaian mendatang. Penguatan sistem layanan dan perluasan ruang prestasi mahasiswa akan menjadi prioritas. Hempri menyampaikan bahwa inovasi program menjadi langkah penting agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan perkembangan ilmu dan dunia kerja. Ia juga menekankan pentingnya ketahanan ekosistem kemahasiswaan dalam menghadapi keterbatasan sumber daya. “Kami akan tetap mengembangkan budaya, mengembangkan sistem yang sudah ada dengan baik,” jelasnya.
Menurut Hempri, daya saing mahasiswa harus dijaga melalui program yang relevan dan berorientasi jangka panjang. UGM berkomitmen menjaga stabilitas prestasi mahasiswa di tengah tantangan global dan perubahan kebijakan pendidikan tinggi. Penguatan kompetensi, terutama di bidang kepemimpinan, kreativitas, dan kewirausahaan, terus menjadi fokus pembinaan. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas unit sebagai faktor yang memperkuat keberhasilan penilaian. “Kami akan terus mendorong berbagai bentuk inovasi dalam pengembangan kemahasiswaan,” paparnya.
Ditmawa UGM kini membina sekitar 26 komunitas dan 51 unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang terus didorong untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan capaian prestasinya. Berbagai bentuk apresiasi juga disiapkan, mulai dari insentif bagi mahasiswa berprestasi, dukungan pendanaan bagi organisasi mahasiswa, hingga beasiswa untuk para pengurusnya. Selain itu, Ditmawa memberikan rekognisi atas prestasi maupun aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa serta memastikan keterlibatan mereka tercatat dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Dok. Mahasiswa
