![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/11111915734593471309458165-825x459.jpg)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM menggelar kompetisi Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) tahun 2019. Kompetisi SOPREMA (Sociopreneur Muda Indonesia) merupakan ajang kompetisi dan inkubasi sociopreneur yang dilaksanakan oleh YouSure FISIPOL UGM bekerja sama dengan Student Research and Creative Corner (SRCC) Fisipol UGM.
Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olah Raga RI, Drs. Imam Gunawan, MAP., memberikan apresiasi dengan gelaran SOPREMA ke-4 ini. Diharapkan penyelenggaraan kali ini semakin hebat dan menguatkan jati diri UGM melalui konsep-konsep SOPREMA.
“Semakin kesini, permasalahan semakin kompleks dan persoalan semakin saling terkait. Jika dulu persoalan diselesaikan hanya dengan konsep enterpreuner dan nilai tambah saja, tampaknya kini tidak lagi. Nampaknya nilai-nilai sosial perlu dikawinkan dengan nilai-nilai enterpreunership sehingga lahirlah sebuah enterpreunership tetapi dengan nilai-nilai sosial yang kental di dalamnya,” ujarnya di Selasar Fisipol UGM, Selasa (12/11) saat membuka gelaran SOPREMA 2019.
Menurutnya, perpaduan entrepreneur dan nilai-nilai sosial sangat luar biasa. Tema sociopreuner sangat menarik dan trennya semakin meningkat tidak hanya di Indonesia melainkan juga di tingkat global.
Dituturkannya, UNDP khusus Kawasan Asia Pasific, sangat bersemangat mengajak Kementerian Olah Raga untuk mengadakan kegiatan semacam ini. Bahkan, belum lama diadakan seleksi peserta sociopreneur tingkat nasional.
Peraih juara 1 dan 2 dari seleksi ini akan dibawa ke tingkat Asia Pasific. Tercatat pemenang pertama dari Medan yang mengembangkan aplikasi membeli sampah, pemenang kedua dari NTT yang berusaha memperbaiki perdagangan tenun.
“Tenun kalau di Kupang harganya hanya puluhan ribu tapi begitu sampai Jakarta bisa 6 juta lebih. Adanya mata rantai ini maka nilai-nilai sosial perlu dimasukan ke dalamnya. Oleh karena itu, terima kasih untuk kegiatan semacam ini. Kegiatan semacam ini mengingatkan kita agar kemenpora senantiasa terlibat,” tuturnya.
Untuk itu, Imam menawarkan agar kegiatan SOPREMA bisa ditingkatkan ke level lebih tinggi, tingkat Asia misalnya. Sebab, kehebatan kegiatan semacam ini tidak hanya menghasilkan profit dalam berbisnis, tetapi profitnya mampu memberdayakan.
“Di Soprema ini tantangannya menarik, bagaimana merajut membangun nilai bersama, value bersama antar seluruh pelaku dan ini membutuhkan waktu untuk mencapai kesepahaman guna mencapai nilai bersama,” imbuhnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fisipol UGM, Dr. Wawan Mas’udi, menambahkan salah satu gagasan terpenting Fisipol UGM dalam 4-5 tahun terakhir adalah menjadikan kampus ini sebagai lingkungan yang memungkinkan tumbuhnya ide-ide kreatif dari generasi muda. Fisipol UGM meyakini ide-ide kreatif, inovatif, ide-ide untuk penyelesaian masalah sosial luar biasa banyaknya.
“Kampus sebenarnya tugasnya sederhana memfasilitasi atau menyediakan lingkungan bagi tumbuhnya ide-ide penyelesaian masalah sosial tersebut. Sociopreunership muda atau kompetisi Soprema muda yang di dalamnya ada ekspo dan banyak kegiatan lainnya merupakan inisitaif yang paling awal, bukan hanya di UGM tetapi diharapkan di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, imbuh Wawan, mengembangkan potensi yang dimiliki generasi muda dan kelompok-kelompok masyarakat adalah cara yang terbaik. Karenanya yang berpartisipasi dalam ekspo gelaran SOPREMA 2019 bukan perusahaan-perusahaan mapan, melainkan perusahaan-perusahaan baru.
“Kita undang start up-start up baru di Jogja untuk hadir dan mempromosikan. Artinya kalau yang hadir adalah kelompok-kelompok baru maka ada sekian ratus atau sekian ribu ide kreatif untuk pengembangan ekonomi di negara ini dan Fisipol terus memfasilitasi itu,” ucapnya.
Ketua Pelaksana Soprema 2019, Dr. Hempri Suyatna, bersyukur perjalanan 4 tahun SOPREMA sampai sekarang masih eksis sebagai sebuah bagian dari ekosistem untuk pengembangan kewirausahaan muda, khususnya wirausaha muda sosial. SOPREMA ke-4 kali ini akan berlangsung selama 3 hari, tanggal 12-14 November 2019 dan diawali kegiatan ekspo.
Selain itu, juga digelar kompetisi yang diikuti 60 finalis Soprema 2019, baik untuk kategori kick of maupun start up. Kategori kick of usia adalah usaha yang telah berjalan 0-1 tahun, sementara yang start up 1-3 tahun.
“Untuk ekspo diikuti diikuti 17 booth wirausaha muda sosial. Kegiatan lainnya ada inkubasi bisnis dan lomba vlog antar yang diikuti siswa SMA dengan tema SOPREMA,” katanya. (Humas UGM/ Agung)