![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/08111915732075151347363302-766x510.jpeg)
Peringatan Hari Pahlawan di UGM diisi dengan upacara bendera yang diikuti ratusan sivitas akademika, Senin (11/11) di Halaman Balairung. Pada upacara kali ini juga dilakukan seremoni pemotongan tumpeng sebagai bentuk syukur atas penganugerahan gelar pahlawan kepada pendiri sekaligus rektor pertama UGM, Prof. Dr. Mas Sardjito.
“Bagi kita, keluarga besar Universitas Gadjah Mada, peringatan Hari Pahlawan ini terasa sangat istimewa. Setelah melalui perjalanan panjang pengusulan gelar sebagai pahlawan nasional sejak tahun 2012, pahlawan kita, Rektor Pertama UGM, Prof. Dr. Mas Sardjito MPH, tahun ini mendapat anugerah sebagai pahlawan nasional,” tutur Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, IPU, ASEAN Eng.
Prof. Sardjito, ujar Panut, merupakan pejuang ilmuwan dan ilmuwan pejuang sejati. Selama hidupnya, selain dikenal sebagai pribadi yang konsisten mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemakmuran masyarakat, Sardjito juga langsung turun tangan untuk mendampingi para pejuang, salah satunya dengan mendirikan rumah sakit di Klaten.
“Sepanjang hidupnya, Prof. Sardjito berjuang untuk kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Beliau merupakan sosok yang sangat mencintai perdamaian dan mendambakan perdamaian untuk kebangkitan dan kemajuan umat manusia,” ucap Panut.
Ia mengajak segenap sivitas akademika UGM untuk mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Prof. Sardjito. Bermodalkan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan, tugas generasi saat ini menurutnya adalah mengisi kemerdekaan dengan mengabdi kepada masyarakat, berjuang untuk kemanusiaan dan kesejahteraan umat.
Setiap masa, ujarnya, memiliki tantangannya masing-masing. Di era kemajuan teknologi ini, sivitas akademika UGM diharapkan mampu berperan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki untuk mengedukasi lingkungan masyarakat agar selalu menjaga kedamaian, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja, lingkungan belajar, sampai dengan percaturan dunia.
“Jika Prof. Sardjito yang hidup di masa perjuangan kemerdekaan telah mampu memikirkan kepentingan bangsa yang sangat luas maka kita yang hidup saat ini di era kemerdekaan harus bisa mewujudkan cita-cita besar para pahlawan,” imbuhnya.
Rektor berpesan, agar sivitas akademika UGM mengisi setiap detik, setiap menit, setiap, jam, dan setiap hari dengan pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat, dan bersama-sama menjadi pahlawan masa kini.
Pada upacara ini, Rektor melakukan pemotongan tumpeng sebagai bentuk syukur atas penganugerahan gelar pahlawan kepada Sardjito dengan didampingi perwakilan keluarga. UGM telah memperjuangkan Sardjito sebagai Pahlawan Nasional sejak 9 tahun silam, hingga akhirnya Sardjito dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI pada Jumat (8/11) di Jakarta.
“Ini anugerah istimewa bagi keluarga. Atas nama keluarga kami mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah memperjuangkan pemberian gelar tersebut,” kata Budhi Santoso selaku perwakilan keluarga Sardjito yang menghadiri upacara Hari Pahlawan di UGM. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)