Komunitas Raja Garuda Universitas Gadjah Mada mengadakan Pemilihan Duta Anti Napza UGM 2025 di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM, Minggu (23/11). Pada malam Grand Final Pemilihan Duta Anti Napza UGM 2025 menetapkan empat duta terpilih, antara lain Neyla Ikhsyaniyah Balqis (Fakultas Farmasi) sebagai Duta I, Dinaesy Fadillah Hidayat (Fakultas Ilmu Budaya) sebagai Duta II, Kelvin Anggoro Febriansyah (Fakultas Geografi), dan Alya Dzakira Riyandi (Fakultas Pertanian) sebagai Duta Favorit.
Pemenang Duta I Anti Napza UGM 2025, Neyla Ikhsyaniyah Balqis, merasa bersyukur, bangga, sekaligus memiliki rasa untuk memulai dalam membawa tanggung jawab yang besar. Menurutnya, gelar ini bukan hanya sebuah penghargaan, melainkan juga amanah yang menuntut komitmen nyata dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya pada lingkup kampus sendiri. Neyla menyadari bahwa dirinya harus menjadi contoh dan memperdalam pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan terkait Napza, Pinjaman Online Ilegal, serta Judi Online. “Pada akhirnya, yang saya rasakan adalah dorongan kuat untuk terus belajar, mengabdi, dan menjadi jembatan informasi bagi masyarakat, terutama generasi muda pada lingkup kampus UGM ini,” ujarnya, Jumat (12/12).
Menurut Neyla, setiap individu perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang benar tentang bahaya Napza serta dampaknya bagi masa depan. Ia menambahkan bahwa suasana yang suportif, saling menghargai, dan tidak menghakimi sangat penting agar orang yang terjerumus punya ruang dan kesempatan untuk pulih dan bangkit. “Memilih untuk menjauhi Napza adalah bentuk investasi terbesar untuk masa depan. Kita harus bersama-sama membangun generasi yang kuat, sadar, dan berdaya, serta yang mampu berdiri tegak tanpa harus bergantung pada zat berbahaya apapun,” pesannya.
Ketua Umum Komunitas Raja Garuda UGM, Mazaya Kumala, juga menyampaikan harapannya agar duta terpilih senantiasa berkomitmen dengan gelar yang disandang selama satu tahun ke depan. “Saya berharap teman-teman Duta dapat senantiasa berkomitmen melaksanakan program pencegahan, terutama di lingkungan kampus UGM dan dapat membawa perubahan baik di lingkungan kampus UGM,” tuturnya.
Menurut Kumala, kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi berbagai pemangku kepentingan untuk memperluas jangkauan kampanye anti-Napza dan perilaku berisiko lainnya. Dengan terselenggaranya Grand Final Pemilihan Duta Anti Napza UGM 2025, Universitas Gadjah Mada menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat, aman, dan mendukung perkembangan mahasiswa tanpa terjerat penyalahgunaan zat berbahaya. Para pemenang yang terpilih diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang aktif dan inspiratif dalam menjalankan misi advokasi di lingkungan UGM maupun masyarakat luas.
Penulis : Alena Damaris
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Komunitas Raja Garuda
