![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/21101915716225671926532188-765x510.jpg)
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., menyampaikan ucapan selamat kepada salah satu alumnus UGM yakni Ir. Joko Widodo bersama wakilnya Ma’ruf Amin yang telah memulai periode pemerintahan baru. Ia berharap di periode kedua ini, Presiden Joko Widodo bisa menorehkan keberhasilan seperti pada periode sebelumnya. Menurutnya, pada periode pertama, pemerintah telah berhasil menekan inflasi di kisaran 3-4 persen dan rasio elektrifikasi yang berhasil dinaikkan jadi 98,83 persen. “Meski demikian, saat ini banyak agenda yang masih harus dituntaskan dan banyak tantangan baru yang dihadapi,” kata Rektor dalam pidato sambutan di acara wisuda program pascasarjana, Rabu (23/10) di Grha Sabha Pramana UGM.
Ia mengutip pidato pelantikan Presiden Joko Widodo dua hari lalu yang mengungkapkan cita-cita Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah pada tahun 2045 atau tepat satu abad setelah Indonesia merdeka. Menurutnya, cita-cita ini masuk akal dan sangat memungkinkan untuk dicapai. “Diperlukan kerja keras kita semua dan inovasi-inovasi untuk mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan kita ini,” ujarnya.
Di hadapan 1.904 lulusan master, doktor dan spesialis, Rektor menegaskan para wisudawan yang lulus kali ini akan mengambil bagian dalam usaha menyukseskan program pemerintah pada beberapa tahun mendatang. “Saya percaya saudara yang berhasil melalui proses studi di UGM memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk berkontribusi bagi negara di dalam bidang yang Anda tekuni,” katanya.
Ia mencontohkan, lulusan Prodi Teknik Sipil dan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota misalnya dapat berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur yang membuka akses bagi daerah-daerah yang selama ini belum dapat merasakan kemajuan ekonomi secara memadai untuk mendongkrak lapangan kerja serta mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.
Lalu, lulusan prodi hukum, tambahnya, dapat berkontribusi dalam reformasi di bidang hukum melalui penataan regulasi dengan memangkas birokrasi yang membebani masyarakat, pembenahan internal institusi pemerintahan dan pembangunan budaya hukum.
Adapun lulusan dari fakultas lain, menurutnya memiliki peran yang sama penting untuk mewujudkan Indonesia yang aman dan damai dengan memiliki SDM yang unggul dan inovatif. “Kita harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional,” katanya.
Seperti diketahui, pada wisuda kali ini sebanyak 1.904 lulusan program pascasarjana yang diwisuda terdiri dari 1.647 master, 108 spesialis dan 149 doktor. Untuk lulusan master termasuk 12 orang diantaranya dari warga negara asing. Salah satunya adalah Miho Fujii dari Program Double Degree Magister Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan UGM. Mahasiswi asal Jepang ini mengaku sangat senang selama menempuh kuliah di kampus UGM. Meski awalnya rekan-rekannya di Jepang mengira ia kesulitan sLm beradaptasi dengan lingkungan barunya di Indonesia. “Banyak yang bilang di sekitar, saya tidak cocok jadi orang Indonesia, membuat saya jadi tambah semangat,” katanya.
Untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Fakultas Kehutanan UGM, kata Miho Fujii, ia harus berusaha keras karena harus menyelesaikan dua tesis sekaligus baik di Kyoto University, Jepang, maupun di kampus UGM. “Saya bersyukur dapat pengalaman berharga seperti sekarang dan beruntung memiliki dosen di fakultas kehutanan yang banyak lulus dari Jepang sehingga mudah berkomunikasi dan mereka senang menerima saya sebagai mahasiwa UGM,” katanya.
Ia sengaja memilih program Double Degree di UGM karena ingin mempelajari berbagai jenis tanaman kayu tropis yang ada di Indonesia. Sebab, tidak semua kayu yang ingin ia ketahui ada di negaranya. “Saya tertarik dengan berbagai jenis kayu, Jepang tidak memiliki jenis kayu itu, kuliah di sini saya meneliti bermacam jenis kayu tropis dan unik,” ungkapnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)