
Tim KKN PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pengabdian Masyarakat) UGM bekerja sama dengan Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melakukan revotalisasi kawasan transmigrasi di Desa Rasau Jaya Satu dan Rasau Jaya Tiga, Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Di kedua desa tersebut, para mahasiswa yang berjumlah 27 orang menjalankan berbagai program, mulai dari membangun sarana penjernih air sungai hingga mengembangkan objek wisata taman bunga matahari.
“Beberapa program sudah dilaksanakan, dan akan dilanjutkan hingga tanggal 18 Agustus mendatang,” tutur Ahmad Agus Setiawan, ST., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) saat mengunjungi lokasi UGM bersama pimpinan universitas dan Pemkab Kubu Raya, Sabtu (27/7). Pimpinan universitas yang hadir antara lain Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana., M.Kes., Ph.D., serta Sekretaris Rektor, Drs. Gugup Kismono, M.B.A., Ph.D.
Program KKN di Rasau Jaya terangkum dalam empat fokus utama, yaitu pembangunan berkelanjutan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, agroindustri 4.0, dan revitalisasi kesehatan. Penjernihan air menjadi salah satu fokus utama karena kondisi air sungai yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari tidak jernih.
Koordinator mahasiswa KKN, Monika Listania Yuliandari, menerangkan air sungai di desa tersebut berwarna merah kecokelatan dengan kadar TSS ( total suspended solid) 232 mg/L dan pH yang mencapai angka 3 – 4. Tim KKN UGM memberikan solusi dengan membuat penjernih air sungai yang dapat menurunkan kadar TSS menjadi 68 mg/L dengan pH 6-6,5 sehingga lebih layak digunakan untuk aktivitas mandi, cuci, dan kakus.
Instalasi pemurnian air dibuat menggunakan material yang terjangkau dan mudah diperoleh, dengan proses yang meliputi koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Dalam proses tersebut, air sungai dipompa dan dialirkan melewati klorin yang berfungsi untuk membunuh bakteri. Air tersebut ditampung di tandon untuk mengalami proses koagulasi dengan penambahan pH up dan PAC dan kemudian diendapkan. Air yang telah jernih kemudian difilter untuk menghilangkan sisa material sisa padatan ke dalam tangki penyimpanan untuk kemudian digunakan.
“Alat penjernih air ini dibuat secara sederhana sehingga nantinya dapat direplikasi oleh masyarakat. Pembuatan alat penjernih air membutuhkan dana yang cukup ekonomis,” jelasnya.
Di samping itu, tim KKN UGM juga memugar objek pariwisata berupa taman bunga di Rasau Jaya Tiga yang dikenal sebagai ‘Rajati Flower Garden’. Kebun yang dibuka pada tahun 2018 ini, ujar Monika, berpotensi menjadi objek pariwisata unggulan Pontianak dengan penyempurnaan syarat pariwisata yang meliputi akses, amenitasi, dan atraksi.
“Dalam perencanaan masterplan tim KKN UGM, Rajati Flower Garden dikembangkan dari segi atraksi dengan menambahkan jenis bunga baru dan beberapa spot foto sebagai ‘point of interest’ serta menginisiasi cinderamata khas Rajati sebagai tambahan pemasukan,” imbuh mahasiswi Fakultas Teknik ini.
Kegiatan KKN ini menjadi bagian dari program kerja sama antara UGM dengan Kemendes PDTT yang dimulai pada tahun 2018 silam untuk jangka waktu 3 tahun. Selain Rasau Jaya, KKN serupa juga dilaksanakan di 5 kawasan transmigrasi di berbagai provinsi.
Dirjen PKT Kemendes PDTT, Muhammad Nurdin, menyebut kawasan transmigrasi masih memiliki potensi yang besar, terutama untuk mendukung kemandirian pangan. Oleh karena itu, kerja sama dengan UGM menjadi langkah strategis untuk mendukung optimalisasi fungsi kawasan transmigrasi.
“Kami masih melihat ada kawasan transmigrasi yang belum optimal. Oleh karena itu, program revitalisasi menjadi yang paling penting agar produktivitas bisa meningkat,” ucapnya.
Kerja sama dengan kampus, jelasnya, dilakukan utamanya dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sejalan dengan program revitalisasi fisik yang mencakup infrastruktur serta proses produksi.
“Jika program ini berjalan sukses maka akan dijadikan model untuk diterapkan di tempat-tempat lain,” imbuhnya.
Selain kedua program unggulan tersebut, kegiatan KKN juga mencakup program peningkatan sumber daya manusia seperti pelatihan batik tulis, program agroindustri 4.0 meliputi pelatihan e-commerce dan pembuatan produk turunan jagung dan nanas, serta revitalisasi kesehatan meliputi sosialisasi stunting dan minggu sehat.
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengapresiasi program yang telah dijalankan mahasiswa KKN UGM. Ia menyambut baik gagasan dan inovasi para mahasiswa yang dapat turut menginspirasi masyarakat untuk bersama-sama membangun desa.
“Saya selaku bupati sangat berbahagia bisa menerima anak-anak KKN, apalagi dari kampus besar seperti UGM. Mudah-mudahan banyak ide-ide dan gagasan yang bisa diperkuat melalui keberadaan mereka di sini,” tutur Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan.
Dalam kunjungan ini, turut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara UGM dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tentang kerja sama di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan melalui kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)