
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng,. Ph.D., memimpin langsung penanaman 38 pohon yang melibatkan 38 perguruan tinggi di Indonesia dan berlangsung di halaman depan Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. Perguruan tinggi yang terlibat, antara lain Universitas Andalas, Undip, IPB, UI, Universitas Udayana, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Negeri Papua, dan Universitas Tanjungpura.
Selain itu, hadir pula Sjambjah, penerima anugerah Kalpataru 2007 dan tokoh penyelamat lingkungan dari Dusun Nganggring, Sleman. Dalam kesempatan tersebut, Sjambjah sempat memberikan sambutan dengan tema "Hidup Kita Tergantung pada Lingkungan".
Menurut penuturan perancang Taman Kearifan, Ir. Haryana, M.Arch. dan Didik Kristiadi, M.L.A., gagasan utama pembangunan Taman Kearifan adalah untuk mempersatukan enam tema besar perhelatan WISDOM 2010. Fitur utama dari taman ini adalah lingkungan sungai yang mencerminkan tema Managing the Environment. Sungai juga berfungsi sebagai pengendali banjir dan tanaman air dengan pola pemanfaatan sawah yang sejalan dengan tema Technology and Socio-Cultural Change. “Ada keterpaduan antara sungai, air, tanah, dan pohon sebagai pengendali kemakmuran dan keberlangsungan kehidupan,” kata Haryana.
Haryana menambahkan di bagian lain dirancang taman yang akan dipenuhi dengan tanaman obat tradisional, yang menggambarkan tema Local Knowledge and Global Health. Area taman ini dapat digunakan untuk mengadakan Health Food Festival (selaras dengan tema Tourism and Creative Economy). Taman terakhir ini berwujud fasilitas utama berbentuk teater terbuka untuk mendukung tema Education in a Global World.
Sejumlah 38 jenis pohon yang mewakili tanaman-tanaman khas dari provinsi-provinsi di Indonesia, antara lain meliputi kayu manis, puspa, meranti damar hitam, menteng, pala, kenari, cengkeh, kayu biti, ulin, saga, eboni, cendana, dan pasak bumi.
Sementara itu, di tempat yang sama, penerima penghargaan Kalpataru, Sjambjah, berharap agar masyarakat di dunia dapat bersahabat dengan alam. Kehidupan umat manusia sangat tergantung pada alam. Berbagai kejadian bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor, menurutnya tidak dapat dilepaskan dari sikap masyarakat yang sia-sia dan merusak alam sekitar. “Alam bermanfaat untuk kehidupan, kesehatan, dan banyak hal. Untuk itu, mari kita jaga dan pelihara lingkungan, setidaknya bisa dimulai dari menanam pohon sejak sekarang,” ujar Sjambjah dalam bahasa Jawa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng, Ph.D.
Usai penanaman beberapa jenis pohon di Taman Kearifan, pembukaan WISDOM dilanjutkan dengan pelepasan ratusan merpati putih oleh Rektor UGM beserta perwakilan perguruan tinggi dan lembaga swasta serta pemerintah. Pada akhir acara, para tamu undangan mendapat suguhan tarian Dayakan Borobudur.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam WISDOM 2010 nantinya para peserta juga akan berkunjung ke beberapa desa dalam Post Merapi Eruption Social Program dengan melewati rute Pangukrejo-Gondang-Petung-Pagerjurang. Program ini bertujuan untuk memberi kesempatan para peserta WISDOM 2010 untuk memahami The Spirit of Merapi, yang menjadi akar kearifan lokal yang telah ada dalam masyarakat sekitar Merapi selama berabad-abad. Kunjungan juga dimaksudkan untuk menunjukkan kepada para peserta, bagaimana kearifan lokal berperan sebagai sumber daya alam untuk menjaga Merapi dan penduduk sekitarnya. (Humas UGM/Satria AN)