
Zulkifli berharap agar para rimbawan dapat kembali serius menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk menyelesaikan persoalan kehutanan yang kian kompleks. Rimbawan saat ini harus memiliki jiwa konservasionis dengan tetap menyeimbangkan keselarasan kondisi lingkungan dan sosial. “Pengelolaan hutan itu butuh perumusan, baik teknis maupun nonteknis, selain tergantung dari adanya sebuah keputusan/kebijakan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, Apt., M.Sc., sebelum membuka seminar tersebut mengatakan meskipun dalam usianya yang relatif masih muda, kinerja dan sumbangan terhadap kemajuan bangsa sangat besar, khususnya yang menyangkut kehutanan. “Hal ini tidak bisa lepas dari sumbang saran dan pemikiran dari para alumni dan sesepuh dari Fakultas Kehutanan yang tersebar di berbagai instansi,” kata Retno.
Dekan Fakultas Kehutanan, Prof. Dr. Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc .,dalam sambutannya menjelaskan kegiatan seminar nasional semacam ini nantinya akan dijadikan tradisi untuk mengiringi purnatugas setiap guru besar. Disebutkan Naiem, beberapa rangkain kegiatan yang digelar dalam Dies Fakultas Kehutanan, antara lain, reuni dan peresmian Hutan Wanagama III di Kebumen, Jawa Tengah, oleh Menteri Kehutanan. Ada pula malam purnatugas Prof. Dr. M. Sambas Sabarnurdin dengan meluncurkan buku kesan dan pesan dan pergelaran wayang kulit. Selain itu, akan diluncurkan buku sejarah Fakultas Kehutanan dan peresmian gedung oleh Rektor UGM dan Meneg Lingkungan Hidup. “Hutan Wanagama I di Gunung Kidul, Wanagama II di Jambi, dan Wanagama III yang akan diresmikan besok berada di Kebumen,” kata Naiem. (Humas UGM/Satria AN)