YOGYAKARTA – Fakultas Teknik UGM merayakan Hari Perguruan Tinggi Teknik (HPPT) yang ke-65 pada pertengahan februari ini. Sejak berdirinya, 17 februari 1946 silam, fakultas ini hanya memiliki tiga jurusan, yakni Teknik Sipil, Teknik Mesin-Listrik dan Teknik Kimia, hingga kini sudah memiliki 12 program studi S1 dan 32 program pascasarjana dengan 370 dosen yang separuhnya sudah bergelar doktor, 40 orang guru besar, memiliki 8.484 mahasiswa S1, S2, dan S3.
HPPT ke-65 mengambil tema "Sinergi Alumni, Industri dan Civitas Akademika Bagi Masyarakat Pasca Bencana". Tema ini sengaja dipilih untuk mempertegas peranan FT UGM bersama masyarakat yang selalu menunjukkan kepedulian dan komitmen kemasyarakatan dalam berbagai bencana alam baik di tingkat daerah maupun nasional. "Tema ini terinspirasi dari peran kepedulian FT UGM dalam membantu penanganan bencana erupsi merapi dari awal hingga pasca erupsi," kata Indra Perdana kepada wartawan, Senin (14/2).
Sebelumnya, kata Indra, FT UGM telah ikut membantu penaganan gempa bumi di Bantul 2006, Gempa bumi di sumatera Barat 2009, banjir bandang di Wasior 2010, dan bencana erupsi merapi. Selama erupsi Merapi, FT UGM membentuk satgas mitigasi bencana merapi yang telah melakukan survey lapangan dan kajian cepat (rapid assessment) untuk memberi masukan bagi pengambil kebijakan.
"Bersama kelompok masyarakat di bantaran-bantaran sungai yang berhulu merapi, kita telah mengembangkan early warning system (EWS) untuk mengatasi ancaman lahar melalaui sms blasting," katanya.
Fakultas Teknik dalam lima tahun terakhir dengan kompetensi sumberdaya manusianya, serta jaringan kerjasama penelitian dan pendidikan telah mengembangkan berbagai best practice dalam pengurangan risiko bencana dan penganan bencana teruartama pada bencana gerakan tanah, gempa bumi tektonik, letusan gunung api, banjir bandang, aliran sedimen dan tsunami.
"fakultas teknik memandang perlu untuk memberikan kontribusi terbaik secara terus menerus dan bekelanjutan kepada masyarakat yang berada di daerah rawan bencana," ujar Agius Henratni, panitia yang mengurusi workshop kebencanaan.
Puncak acara HPTT ke-65 adalah pidato dies pada tanggal 17 februari 2011 menghadirkan pakar lingkungan Prof. Emil Salim untuk memberikan orasi ilmiah terkait peranan pendidikan tinggi teknik dalam meningkatkan ketahanan nasional dalam mengantisipasi dampak bencana geologi dan bencana perubahan iklim. Selain itu, juga diselenggarakan workshop pengurangan resiko bencana (16/2),pameran ilmu dan teknologi (15-16/2), Annual Enggineering Seminar (16/2) dan kuliah umum pararel dari para alumni (16/2). Rangkaian HPTT ke-65 akan ditutup dengan temu alumni dan malam kenangan bagi Prof. Ir. Herman Johannes dan Prof. Ir. Wreksodiningrat. (Humas UGM/Gusti Grehenson)