YOGYAKARTA – Beberapa Negara di seluruh dunia masih dihantui oleh ancaman krisis global. Tidak hanya itu, peradaban dunia juga menghadapi persoalan serius terkait dengan degradasi sumber daya alam, energi, lingkungan, dan pangan. Bahkan, di tengah krisis sumber daya tersebut, di beberapa negara Eropa kini tengah tengah menghadapi krisis finansial. Sementara posisi Indonesia masih menghadapi tantangan besar dimana model pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung bersifat ekstraktif dan berjangka pendek. Bahkan dda kecenderungan besar dimana upaya mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari masih jauh dari yang diharapkan.
“Karena itu, maka dibutuhkan pola pendekatan baru, pendekatan Ekonomi Hijau atau Green economy, dimana model pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan,” ujar Head, Office of Regional Economic Integration (OREI), Asian Development Bank (ADB), Prof. Iwan Jaya Azis dalam Open Lecture on Know;edge Partnership yang diselenggarakan LPPM UGM di Balai Senat UGM, selasa (13/9).
Dalam diskusi yang dipandu oleh mantan Mendiknas Prof. Dr. Bambang Sudibyo, M.B.A., dengan tegas Iwan Jaya Aziz menjelaskan bahwa pendekatan kebijkan ekonomi hijau merupakan suatu lompatan besar untuk meninggalkan praktik-praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek yang telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani, termasuk diantaranya menggerakkan perekonomian yang rendah karbon (low carbon economy).
Dosen di Cornell University, Amerika Serikat ini menambahkan, pendekatan kebijakan ekonomi hijau diharapkan mampu menggantikan kebijakan-kebijakan lingkungan yang pada masa lampau kerap difokuskan pada solusi jangka pendek. Bahkan lewat pendekatan baru kebijkan ekonomi ini menurutnya mampu bisa menekankan aspek “pelestarian lingkungan” dan “pertumbuhan ekonomi”. “Model pendekatan Green Economy ini juga juga mampu menjawab ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dan pamanasan global,” tuturnya.
Open Lecture on Knowledge Partnership Program ini diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan Research Week 2011, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM. Kegiatan Open Lecture yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 bertujuan untuk memperluas komunikasi dan kesempatan untuk berkolaborasi dalam hal riset antara peneliti dan tenaga ahli di lingkungan Universitas Gadjah Mada dengan para peneliti dan tenaga ahli dari seluruh penjuru dunia. (Humas UGM/Gusti Grehenson)