YOGYAKARTA – Masyarakat Atoni Pah Meto di daerah Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timor, memiliki etos kerja yang dijiwai oleh semangat kolektivitas sebagai modal dasar untuk bertahan hidup di tengah kondisi alam yang sulit, kering, dan tandus. Untuk menumbuhkan etos kerja, masyarakat Atoni memiliki tiga konsep kerja, yakni kerja jasmani dan rohani (mepu aof ma smanaf), kerja bergilir (mepu tanonob), kerja bersama (mepu buat), dan kerja pemerintah (mepu plenat).
Dosen Fakultas Hukum Universitas Artha Wacana, Kupang, Eliasar Timotius Chandra, mengatakan konsep kerja masyarakat Atoni diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka selalu bekerja bersama-sama dengan anggota keluarga dan hasilnya untuk dimakan secara bersama pula selama satu musim tanam. “Filosofi mereka ‘nekaf mese, ansaof mese’, yang artinya sehati sepikir dalam bekerja dan menikmati hasil kerja secara bersama-sama,” kata Eliasar dalam ujian terbuka promosi doktor ilmu sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Isipol) UGM, Sabtu (7/1).
Dalam penelitian disertasinya yang berjudul Etos kerja Masyarakat Atoni Pah Meto, Studi tentang Dinamika Hidup Masyarakat Atoni di Daerah Timor Tengah Selatan, Eliasar mengatakan hampir sebagian besar masyarakat Atoni masih berpikir pragmatis. Kendati demikian, masyarakat Atoni memiliki konsep etos kerja yang berorientasi pada prestasi yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, konsep penghargaan terhadap waktu dibuktikan dalam bekerja dari pagi hingga malam. Mereka bekerja dengan tekun dan giat serta memanfaatkan waktu secara baik walaupun kegiatannya tidak terjadwal. “Masyarakat Atoni Pah Meto di Timur Tengah Selatan memiliki konsep semangat kerja yang tinggi dan hidup sederhana. Itu terbukti dalam kehidupan dan kerja mereka sehari-hari,” tambahnya.
Tidak hanya itu, konsep penghargaan terhadap materi dibuktikan dengan mereka sangat menghargai segala hasil usaha, baik berupa benda-benda, ternak, maupun hasil usaha kebun dan sawah. Diakui Eliasar, etos kerja dan nilai –nilai etika yang dianut masyarakat Atoni Pah Meto, seperti nilai komunalitas, harmonis, paternalistik, adalah hal-hal yang menjadi modal dasar untuk bekerja. Prinsip-prinsip keharmonisan hubungan masyarakat dengan Tuhan terus dijaga, dengan memandang bahwa bekerja adalah suatu panggilan rohani. (Humas UGM/Gusti Grehenson)