Pusat Kajian Anti (Pukat) Korupsi Fakultas Hukum (FH) UGM memantau 202 kasus korupsi selama tahun 2009 yang telah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional. Dalam laporan Trend Corruption Report (TCR) yang disampaikan Pukat Korupsi, tampak adanya peningkatan pemberantasan korupsi.
“Dalam hal penanganan kasus korupsi, KPK masih mendominasi. Di tahun 2009, KPK menangani 58 kasus korupsi. Angka ini jauh meninggalkan korps kejaksaan, kejaksaaan negeri dengan 35 kasus dan kejaksaan tinggi atau kejaksaan agung dengan 13 kasus,” kata Zainal Arifin Mochtar, S.H., L.L.M., Rabu (30/12), di kantor Pukat Korupsi.
Dalam pemberian hukuman bagi para koruptor, pengadilan tindak pidana korupsi telah memvonis bersalah 34 kasus, sedangkan pengadilan negeri dan pengadilan tinggi baru 18 kasus. Berikutnya, Mahkamah Agung menempati posisi buncit dengan menjatuhkan vonis bersalah pada 8 kasus.
Dari segi aktor korupsi, kata Zainal, tiga besar posisi masih didominasi oleh kelompok legislatif daerah (27 pelaku), eksekutif daerah (24 pelaku), dan direktur utama perseroan terbatas (20 pelaku). “Posisi aktor korupsi menunjukkan bahwa korupsi paling banyak bercokol di daerah. Boleh jadi, hal itu disebabkan oleh tingginya anggaran negara yang digelontorkan ke daerah. Pada 2009, misalnya, dari 1.003 triliun anggaran pendapatan dan belanja negara, sekitar 600 triliun dibagikan ke daerah,” katanya.
Menurut Zainal, banyaknya pelaku korupsi yang terkonsentrasi di daerah memberi pertanda bahwa sumber korupsi terbesar sebenarnya ada di daerah. Oleh karena itu, ke depan pengawasan di daerah seharusnya ditingkatkan dan pemantauan harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Dari sisi modus korupsi, Pukat mencatat modus memperkaya diri atau orang lain sebanyak 58 kasus menempati urutan pertama. Disusul kemudian, penyalahgunaan wewenang 16 kasus, suap-menyuap 15 kasus, dan mark-up 13 kasus. “Tingginya modus memperkaya diri atau orang lain memperlihatkan seringnya pelaku korupsi mengutil duit anggaran negara atau daerah,” pungkas Zainal. (Humas UGM/Gusti Grehenson).