Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali melepas sebanyak 4.580 mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sejumlah daerah di Indonesia. Mereka adalah para mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu di UGM. Yang tampak istimewa, KKN PPM kali ini diikuti pula oleh 35 mahasiswa dan 7 profesor dari perguruan tinggi luar negeri. Mereka terdiri atas 13 mahasiswa dan 3 profesor dari Vienna University, Austria, 13 mahasiswa dan 2 profesor dari Hanseo University, Korea, serta 9 mahasiswa dan 2 profesor dari Ehime University, Jepang.
LPPM UGM sebagai penyelenggara KKN memastikan di tiap kelompok mahasiswa atau unit KKN PPM terdapat mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Hal itu dilakukan karena berbagai permasalahan di masyarakat saat ini memiliki kompleksitas yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, permasalahan-permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengandalkan satu atau dua bidang ilmu saja. "Dengan pendekatan multidisiplin ini, kami berharap mahasiswa-mahasiswa bisa menghargai pandangan dari ilmu lain. Dengan pendekatan ini pula diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan di UGM," ujar Ketua LPPM UGM, Prof. Dr. Tech. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., Jumat (2/7), saat upacara pelepasan KKN PPM UGM antarsemester di Balairung.
KKN PPM UGM kali ini mengangkat beberapa tema besar terkait dengan pendidikan, pembangunan kesehatan masyarakat, pengembangan pariwisata, dan pembinaan UMKM serta potensi daerah. Selain itu, para mahasiswa KKN PPM UGM juga melakukan pengabdian untuk pengentasan kemiskinan, pengelolaan lingkungan dan konservasi wilayah, pertanian terintegrasi (integrated farming), pemanfaatan dan pengembangan energi alternatif serta kebencanaan. "Untuk tema KKN-PPM periode antarsemester kali ini diusung oleh para dosen pengusul tema dari fakultas dan universitas dan untuk memperlancar program ini mereka pun menggandeng mitra dengan Pemda, Ditjen Dikti, BKKBN, Baznas, Yayasan Damandiri, PLN maupun program corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan," katanya.
Lebih lanjut Danang mengatakan sebelum bekerja di tengah-tengah masyarakat, para pengusul tema telah mengumpulkan data dan menyusun proposal. Selanjutnya, mereka mendiskusikannya dengan mahasiswa peserta KKN PPM dan melibatkan para mitra terkait. "Dengan upaya semacam ini diharapkan mereka bisa saling bekerja sama dan program KKN PPM bisa berjalan dengan baik," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRSP3M) UGM, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc., Apt., saat memimpin upacara pelepasan KKN PPM UGM kali ini. Dikatakannya bahwa tujuan utama KKN PPM adalah untuk mencerdaskan hati. Melalui empati, mahasiswa peserta KKN diharapkan mampu meningkatkan kepedulian pada masyarakat yang terpinggirkan. "Melalui peningkatan kapasitas yang dimiliki, para mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemberdayaan komunitas sesuai dengan tema masing-masing. Saya berharap para mahasiswa bisa saling menghormati antarbidang ilmu sehingga secara interdisipliner bisa bekerja dalam team work," harapnya.
Di hadapan para mahasiswa KKN, DPL, Korkab/Korta, WRSP3M berpesan agar sebelum berangkat dan melaksanakan tugas-tugas, para mahasiswa KKN selalu berpegang pada paradigma dan prinsip-prinsip program KKN PPM. Dengan memahami paradigma tersebut, para mahasiswa KKN PPM UGM tentu tidak akan kehilangan makna dari program KKN yang sejati. "Oleh karena itu, manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bercerdas hati. Jika pembelajaran hati ini berhasil, maka akan melengkapi kecerdasan otak dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah. Itulah yang menjadi tujuan, selain mencerdaskan otak juga akan mampu meningkatkan kecerdasan hati bahwa melalui pemberdayaan maka para peserta KKN benar-benar bisa menjadi agent of change di tengah masyarakat," katanya.
Dr. Sugiri Syarief, M.P.A., Kepala BKKBN, yang turut hadir dalam kesempatan tersebut merasa berterima kasih atas program ini. Menurutnya, program Kuliah Kerja Nyata telah memberikan manfaat untuk masyarakat, terutama di pedesaan. "Kerja sama UGM dengan BKKBN sesungguhnya telah berjalan cukup lama. Terkait pelaksanaan kegiatan KKN, BKKBN telah bekerja sama dengan UGM sejak tahun 2009 bahwa melalui KKN tersebut mahasiswa telah melakukan pendampingan kepada kelompok-kelompok UPPKS yang menjadi binaan BKKBN selama ini," terangnya.
Di setiap kegiatan KKN PPM UGM, kata Sugiri, para mahasiswa yang memiliki latar belakang berbeda telah menjadi pendamping kelompok-kelompok UPPKS di seluruh pedesaan. Di tahun 2009, para mahasiswa KKN UGM telah melakukan uji coba dengan menerjunkan 88 mahasiswa di Kabupaten Bantul untuk mendampingi 154 Kelompok UPPKS di Kecamatan Sanden dan Kota Gede. Kegiatan ini berlanjut pada tahun 2010 ketika angkatan pertama KKN menerjunkan 56 mahasiswa yang telah berhasil membina 113 kelompok UPPKS yang tersebar di seluruh wilayah DIY. "Kali ini, sekitar 350 mahasiswa KKN akan kembali melakukan kegiatan serupa di DIY. Saya berharap dengan KKN ini, mahasiswa dapat mengajak dan menumbuhkan partisipasi masyarakat dan keluarga," tuturnya.
Data menunjukkan sebanyak 4.580 mahasiswa yang akan melakukan pengabdian ini didampingi oleh 182 dosen pembimbing lapangan dengan 10 koordinator kabupaten/kota dari berbagai fakultas di lingkungan UGM. Mereka bertugas mulai 2 Juli 2010 dan akan berakhir pada 31 Agustus 2010 di 15 provinsi, 35 kabupaten, dan 110 kecamatan di Jawa dan luar Jawa. Di luar Jawa, para mahasiswa KKN melakukan pengabdian di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Lampung, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara, Kalimantan Barat, dan Gorontalo. (Humas UGM/ Agung)