YOGYAKARTA- Jika kita berjalan-jalan di sisi timur Fakultas Pertanian atau seputar Lembah UGM, tampak puluhan rusa di dalam kandang sedang makan rerumputan, sementara sebagian lainnya terlihat tengah minum dan berteduh. Meskipun bercampur dengan bising kendaraan bermotor, rusa-rusa itu tetap beraktivitas dengan riang, seolah-olah tak terganggu dengan suasana tersebut.
Ya, itulah taman rusa UGM. Di dalam taman, saat ini setidaknya terdapat 22 rusa. Sebelas rusa merupakan jenis spesies rusa jawa (Cervus timorensis) dan sebelas lainnya berjenis rusa totol (Axis axis). Biasanya, pada hari Sabtu atau Minggu ada saja masyarakat yang datang melihatnya sambil berjalan-jalan atau bersantai dengan keluarga.
Menurut penuturan pengelola sekaligus penanggung jawab taman rusa, drh. Slamet Raharjo, M.P. dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), rusa-rusa ini sejak awal terus berkembang. Ada yang telah mati, sakit, tetapi ada pula yang melahirkan. “Saat ini, total ada 22 rusa, 11 jenis Jawa dan 11 lainnya totol. Keduanya terpisahkan kandang karena berbeda spesies, mengingat rusa totol aslinya dari India,” terang Slamet, Rabu (7/7).
Slamet mengatakan karena berbeda spesies, kedua jenis rusa dipisahkan oleh kandang dan tidak boleh untuk dikawinkan silang. Ditambahkan pula bahwa untuk rusa jawa, satu pasang diperoleh dari sumbangan Wakil Gubernur Papua, drh. Constan Karma, pada 2004 lalu. Sementara itu, untuk rusa totol ada yang berasal dari sumbangan Istana Bogor dan Kebun Binatang Gembiraloka. “Dari yang telah berkembang saat ini, ada yang berasal dari sumbangan Wakil Gubernur Papua untuk rusa jawa, sedangkan yang rusa totol ada dari pemberian Istana Bogor dan Kebun Binatang Gembiraloka,” jelasnya.
Dituturkan Slamet, untuk pemeliharaan sehari-hari, taman rusa UGM dikelola oleh satu orang saja. Ia bertugas untuk memberi makan, minum, membersihkan kandang, dan mengontrol jika ada yang sakit atau melahirkan. Untuk memberi makan rusa-rusa ini tidak sulit. Makanannya hampir sama dengan makanan kambing, yaitu rumput, daun ketela, ramban, hingga wortel. Selain diberi makanan tersebut, setiap bulan rusa-rusa juga diberikan vitamin atau obat cacing jika tengah sakit. “Tidak sulit karena jenis makanannya juga hampir sama dengan makanan kambing,” kata Slamet.
Ketika disinggung tentang dana untuk memberi makan puluhan rusa, Slamet mengatakan berasal dari Universitas. Setiap minggu, dana yang digunakan untuk memelihara rusa-rusa ini mencapai 950 ribu rupiah. “Kalau dibilang mepet sih, ya tergantung. Bisa juga mepet, tapi kita sering menyiasati atau menekannya, misalnya rumput diambil dari fakultas atau mencari sendiri (tidak membeli),” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Slamet juga sempat mengatakan keberadaan taman rusa UGM cukup prospektif jika dikelola dengan bagus. Apalagi sejauh ini tidak sedikit keluarga yang meluangkan waktu untuk melihat dan berkunjung ke sana. Akan menjadi lebih baik jika keberadaan taman rusa dapat dikolaborasikan dengan beberapa aset yang ada, misalnya taman kupu-kupu dan kolam lembah.
Pandangan senada terkait dengan pengembangan taman rusa juga disampaikan oleh pengamat dari Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Prof. Dr. Ir. Chafid Fandeli , M.S. Ia mengatakan keberadaan taman rusa dapat dijadikan sebagai scientific based tourism atau biasa dikenal sebagai wisata pendidikan. “Bahkan, ke depan bisa dibisniskan juga. Sama halnya ketika menata PKL dulu. Ini bisa dimanfaatkan dan prospektif jika telah dikembangkan dengan bagus,” kata Chafid.
Untuk dapat mengembangkan menjadi salah satu tujuan wisata pendidikan, menurut Chafid, diperlukan kerja sama banyak pihak. "Pihak Universitas bisa membentuk semacam UPT khusus untuk mengelolanya, tapi jangan seperti hanya melihat di Kebun Binatang Gembiraloka. Harus beda karena UGM kan juga sumber ilmu dan pengetahuan,” imbuh Chafid.
Sayang memang jika taman rusa hanya menjadi aset yang dikesampingkan. Dibutuhkan kesadaran banyak pihak untuk memelihara dan mengembangkannya sebagai salah satu tujuan wisata pendidikan yang potensial. Jika belum pernah ke sana, mari sesekali kita mencoba ‘menyapa’ taman rusa UGM! (Humas UGM/Satria)