Universitas Gadjah Mada (UGM) mewisuda 941 lulusan dalam Wisuda Program Pascasarjana, Rabu (27/1), di Grha Sabha Pramana. Wisudawan dan wisudawati periode ini terdiri atas 912 master, 21 spesialis, dan 8 doktor. Lama studi rata-rata pada wisuda kali ini adalah 2 tahun 2 bulan (S-2), 5 tahun 0 bulan (Spesialis), dan 6 tahun 0 bulan (S-3).
Waktu studi tersingkat jenjang S-2 diraih oleh Dody Iskandar dari Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Lingkungan, yakni 11 bulan. Untuk jenjang Spesialis, waktu studi tersingkat diraih oleh Sotya Prasari dari Spesialis Kedokteran Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, yakni 3 tahun 6 bulan, sedangkan jenjang S-3 diraih oleh Mohammad Yasin dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Ilmu Fisika, dengan lama studi 6 tahun 0 bulan. Tercatat sebagai lulusan S-2 termuda kali ini adalah Isabella Paramita dari Sekolah Pascasarjana Program Studi Kependudukan, yang berhasil menjadi master pada usia 22 tahun 8 bulan 27 hari. Sementara itu, jumlah wisudawan S-2 reguler yang berpredikat Cumlaude pada wisuda periode ini adalah 154 orang, atau 16,89% dari semua lulusan S-2.
Dalam pidato sambutannya, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., mengingatkan para lulusan tentang visi Universitas Gadjah Mada, yang rumusannya mengandung dua sisi yang saling mendukung, yakni sisi ke luar “menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat” dan sisi ke dalam “dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa”.
“Hal ini mengandung makna bahwa upaya-upaya untuk menjadikan UGM sebagai universitas riset kelas dunia adalah semata-mata diarahkan demi kepentingan dan kemakmuran bangsa Indonesia,” katanya.
Untuk mewujudkan sisi ke dalam visi UGM, Rektor mengimbau segenap wisudawan-wisudawati untuk memulainya dengan tindakan-tindakan yang nyata, sekecil apapun itu. “Untuk itu, sekembalinya Saudara ke daerah dan tempat pengabdian masing-masing nanti atau saat Saudara terjun ke dunia kerja, hendaknya Saudara dapat mengimplementasikan ilmu yang Saudara peroleh di kampus ini dan belajar sepanjang hayat, demi kepentingan dan kemakmuran lingkungan kita,” pesannya.
Dalam cita-cita memberikan kontribusi yang semakin signifikan untuk pembangunan bangsa, kata Rektor, UGM terus meningkatkan kerja sama sinergis dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi daerah. Kesuksesan kerja sama tersebut tidak dapat dilepaskan dari peran alumni UGM. Sebagai anggota otomatis dari Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada), Rektor berharap pada wisudawan dan wisudawati dapat berperan serta secara aktif dalam jejaring yang tengah dikembangkan UGM melalui ACSS (Alumni Career Support System) dan Simponi (Sistem Informasi Potensi Alumni) yang tersedia di website UGM. Saat ini, Simponi telah menjangkau lebih dari 127.000 alumni dari jumlah total 200.000 alumni lebih. “Tindakan-tindakan nyata yang kecil jika disinergikan dengan segenap alumni UGM pasti akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa besar dan sangat bermanfaat bagi kemakmuran bangsa Indonesia,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)