![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/12051514314007791875728368.jpg)
Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Selandia Baru pererat jalinan kerjasama bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Penguatan kerjasama tersebut ditandai dengan kehadiran Duta Besar Selandia Baru, Dr. Trevor Matheson ke kampus UGM, Selasa (12/5) guna membahas Community Resilience and Economic Development (CaRED) antara UGM dan New Zealand.
Bersama Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, Dubes Trevor Matheson dalam kesempatan ini mendengarkan presentasi dari beberapa pakar UGM dari penelitian-penelitian terkait di bidang Sustainable Economic and Livelihood Opportunities (SELO), Renewable Energy (RE) dan Human Crisis and Conflict Prevention (HCCP). Hadir dan berbicara Dr. Siti Ari Budhiyanti, s.T.P., M.P yang membahas Women Empowerment Throught Sustainable Fisheries Product Development in Timor District of East Nusa Tenggara dan Prof. Dr. rer. nat. Muh Aris Marfai yang memaparkan Risk Management: Policy and Practise in North Maluku, Indonesia.
Turut berbicara Dr. Ir. Suprapto Siswosukarto yang membicarakan Renewable Energy Based on Micro Hydro for Sustainable Livelihood on Local Community Development in central Sulawesi, Province, Indonesia. Prof. Dr. Nurhassan Ismail, S.H., M.Si yang menyampaikan materi Identification and Mapping of Alternative Land Conflict Resolution and Capacity Development for Local Government and Mosalakih in Manggarai Regency of east Nusa Tenggara Province dan Dr. Muhadi Sugiono yang mempresentasikan Women and Local Conflict Resolution in East Nusa Tenggara and South Sulawesi.
Dubes, Trevor Matheson merasa senang dan bangga mendapat kesempatan mendengarkan beberapa hasil penelitian dari beberapa pakar UGM. Ia pun mengaku kedatangan ke UGM adalah mencari riset dan pengetahuan yang inovatif untuk keberlanjutan pembangunan.
“Kita akan dukung riset-riset sekaligus ingin memperkuat UGM sebagai research base university,” katanya.
Rektor, Dwikorita Karnawati berharap agar para peneliti senantiasa memperbaiki kualitas penelitian melalui beberapa program. Para periset diharapkan tidak hanya terpaku pada batasan waktu, namun jauh lebih penting penelitian harus inovatif dan sungguh-sungguh dapat diaplikasikan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Saya berharap jangan terpaku pada waktu, tapi bagaimana riset inovatif dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Tampak hadir pada pertemuan ini Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M, Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan UGM. (Humas UGM/ Agung)