![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/270515143270991023163695-765x510.jpg)
YOGYAKARTA – Sebanyak 50 orang dari perwakilan 25 perguruan tinggi mengikuti Lokakarya Strategi Audit dalam USAID Program Higher Education Leadership and Management (HELM) yang berlangsung di ruang Multimedia, Kantor Pusat UGM, Rabu (27/5). Lokakarya ini bertujuan untuk memperkuat peran dan fungsi dari unit audit internal untuk meningkatkan tata kelola yang baik di tingkat perguruan tinggi. Beberapa perwakilan perguruan tinggi yang hadir diantaranya dari Universitas Bengkulu. Universitas Negeri Gorontalo, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Negeri Padang, Universitas Muhammadiyah Kendari, Universitas Negeri Medan, dan Universitas Nuda Cendana Kupang.
Tiga orang pembicara yang hadir dalam lokakarya tersebut yakni Direktur Keuangan UGM Haryono, M.Com., Akt, Kepala Bidang Pusat Pengadaan dan Logistik UGM Ir. Teguh Rismanto, M.Acc., Direktur Kantor Audit Interna UGM, Dr. Supriyadi, M.Sc. Dalam pemaparannya, Haryono mengatakan pengelolaan keuangan Universitas Gadjah Mada menggunakan sistem informasi anggaran berbasis kinerja dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi. “Kita gunakan juga untuk menyusun perencanaaan kegiatan dan anggaran,” kata Haryono.
Tidak hanya di bidang keuangan, tambah Haryono semua sistem pelayanan informasi lain seperti bidang SDM, Aset, Akademik dan pengadaaan logistik menggunakan sistem informasi elektronik. Dengan demikian pelayanan jadi semakin mudah tidak hanya untuk kepentingan internal namun juga pihak luar yang berkepentingan dengan UGM. “Sedangkan untuk sistem pelayanan beasiswa dan riset sedang kami kembangkan,” paparnya.
Perbaikan pelayanan sistem informasi keuangan dan informasi lain berbasis TIK ini menurutnya semakin memudahkan pelaksanan kerja operasional bagian keuangan untuk mengurusi keuangan di 18 Fakultas. “Apa yang kita jalankan ini mengubah proses konvensial ke berbasis TIK,” tuturnya.
Dengan sistem yang ada sekarang, kata Haryono, terutama di bidang keuangan, ia mencontohkan pemberian uang muka kerja ke bendahara unit kerja bisa diselesaikan dalam waktu satu hari. Berbeda dengan sebelumnya yang membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu karena adanya model verifikasi berjenjang. Meski begitu, pemberian uang muka kerja tidak pernah dilakukan secara tunai, “Kita buka rekening tampungan. Pembayaran kita lakukan secara internet. Untuk pertanggungjawaban, dokumen yang digunakan lewat perbankan karena ada proses input ke sistem,” katanya.
Seperti diketahui kegiatan lokakarya USAID HELM adalah proyek lima tahun, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Lokakarya untuk pengelola perguruan tinggi ini menurut Chief of Party HELM, Dr. Andrea Bosch bertujuan untuk memperkuat kemampuan para staf di institusi pendidikan tinggi untuk menjalankan praktik persiapan anggaran, perencanaan bisnis, pengadaan, dan audit internal. (Humas UGM/Gusti Grehenson)