Siapa yang tak kenal dengan pai? Kue khas Amerika ini banyak disukai masyarakat di berbagai belahan dunia karena selain renyah, juga banyak memiliki variasi rasa isiannya. Namun bagaimana jika pai yang berisikan selai bunga mawar?
Bagi Anda penggemar pai, tidak ada salahnya untuk mencicipi pai mawar hasil olahan mahasiswa UGM ini. Produk yang diberinama Rose-Pie ini terlahir dari kreativitas Maulid Diana Sari, Niki Arini, dan Sekar Utami dari Jurusan Teknik Kimia Serta Resti Cipta Utami dan Jati UG dari jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Rose-Pie layak untuk dicoba karena selain enak juga menyehatkan.
Maulida, Direktur Produksi Rose-Pie mengatakan bahwa produk yang mereka kembangkan menyehatkan karena tidak menggunakan bahan tambahan pangan apapun. Justru dalam kue ini mengandung berbagai kandungan senyawa aktif yang mampu mengurangi risiko penyakit jantung koroner, kanker, serta menguatkan pembuluh darah. “Dalam kelopak mawar mengandung lebih dari 50 persen anti oksidan yang baik untuk kesehatan tubuh. Selain itu juga kaya akan pigmen antosianin merah sehingga tidak perlu menggunakan pewarna makanan dalam pai,” jelasnya Jum’at (29/5) di Kampus UGM.
Pengembangan produk Rose-Pie berawal atas keprihatinan lima mahasiswa muda ini terhadap maraknya jajan pasar yang banyak mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya. Bermula dari kondisi tersebut mereka tergerak untuk membuat jajan sehat. “Saat ini tidak sedikit jajanan yang memakai Rodhamin b yang membahayakan kesehatan,” terangnya.
Pembuatan isi pai mawar tergolong mudah, seperti membuat selai pada umumnya. Awalnya, bunga mawar di gugurkan dari kelopaknya untuk selanjutnya direndam dalam air hingga 1 jam. Perendaman ditujukan untuk menghilangkan zat pestisida pada bunga. Setelah melalui proses perendaman bunga dicuci kemudian di rebus dengan tambahan air, gula, garam, dan jeruk hingga mengental dan siap untuk diisikan dalam adonan pie.
Dalam satu kali produksi menggunakan 1,5 keranjang mawar tabur setara dengan 3000 ml akan menghasilkan 100 pai mawar. Biasanya dalam waktu 1 minggu Maulida dan keempat rekannya bisa menjual hingga 300 pai mawar. “Kita biasa beli bunga mawar tabur di Pasar Beringharjo. Satu bulan kita bisa sampai 8 kali produksi,” imbuh Niki Arini.
Pengolahan bunga mawar menjadi pie ini, dikayakan Niki Arini mampu meningkatkan nilai jual dari bunga mawar. Biasanya satu keranjang bunga mawar tabur dijual Rp. 25 ribu. Sementara saat sudah berwujud pie dijual dengan harga Rp. 2000 per pai. “Padahal dari 2 keranjang mawar tabur bisa dibuat 150 pai,” jelasnya.
Saat ini Rose-Pie telah dipasarkan di sejumlah toko jajanan pasar di Yogyakarta. Salah satunya dapat ditemukan di Agro Plaza UGM. Tertarik untuk mencoba? (Humas UGM/Ika)