Kabut mendung kembali menyelimuti UGM. Dua orang putra terbaiknya yaitu Prof. DR. Dr. KPH. Soejono Prawirohadikusumo dan Prof. Dr. Achmad Surjono, PhD, SpA (K) telah menghadap ke rahmat Allah. Kedua almarhum sebelum dimakamkan, disemayamkan terlebih dahulu di Balairung UGM untuk mendapat penghormatan terakhir dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada.
Almarhum Prof. DR. Dr. KPH. Soejono Prawirohadikusumo merupakan Guru Besar Emiritus Fakultas Kedokteran UGM, kelahiran Tulungagung, 23 Juli 1928. Almarhum meninggal pada hari Rabu, 19 Oktober 2005 pukul 20.40 di RS Lokapala Babarsari Yogyakarta dalam usia 77 tahun dengan meninggalkan 4 orang anak. Jenazah almarhum akan dimakamkan pada hari Kamis, 20 Oktober 2005 pukul 15.00 di Makam Gendeng Sonyaragi Yogyakarta.
Sementara jenazah almarhum Prof. dr. Achmad Surjono, PhD, Sp. A (K) akan dimakamkan di Makam Sungkur Klaten pada pukul 14.00. Guru Besar Fakulats Kedokteran UGM ini meninggal pada hari Rabu, 19 Oktober pukul 18.30 di RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Almarhum kelahiran Solo, 10 April 1944 ini tutup usia 61 tahun dengan meninggalkan seorang isteri dr. R. Detty Siti Nurdiati Z., MPH., PhD dan 5 orang putra.
Hadir dalam upacara pelepasan tersebut tersebut Ketua Majelis Guru Besar UGM Prof. Dr. Ir. Boma Wikan Tyoso M.Sc, Senat Akademik, Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono,Sp.KK, para Dekan, keluarga kedua almarhum, rekan-rekan almarhum dan seluruh civitas akademika UGM.
Dalam sambutan Rektor UGM yang dibacakan Ketua MGB Prof. Dr. Ir. Boma Wikan Tyoso mengatakan bahwa kedua almarhum telah mengabdikan diri kepada bangsa dan negara . Tentunya dalam dunia pendidikan khususnya kedokteran anak dan jiwa.
Menurutnya, Alm. Prof. Soejono Prawirohadikusumo merupakan guru besar yang menjadi inspirator bagi mahasiswa dan dosen. Belaiu bersikap jujur dalam menjalankan tugasnya dan disegani para stafnya. Sedangkan Alm. Prof. Achmad Surjono merupakan guru besar spesialis anak. Belaiu dikenal sangat tegas dan sungguh-sungguh dalam mengemban tugas serta tidak banyak bicara. “Semoga keteladanan kedua almarhum dapat diwariskan kepada putra didiknya dan menjadi contoh bagi bangsa dan negara,” tegas Prof. Boma. (Humas UGM)