Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak (NMT) Fakultas Peternakan UGM pada tahun 2005 ini mengelola program pengembangan jurusan yaitu Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4) tahun pertama. Salah satu output program ini adalah melakukan peningkatan kualitas lulusan dengan melakukan pembekalan riset on farm. Hal ini dilatarbelakangi oleh hasil evaluasi diri jurusan NMT bahwa masa tunggu (waiting list) lulusan sampai mendapat pekerjaan adalah 10,5 bulan. Angka ini tertinggi diantara prodi lain di Fakultas Peternakan. Tingginya angka waiting list ini diantaranya disebabkan oleh karena kurangnya pengalaman on the job training semasa studi, sehingga kualitas lulusan dipandang terlalu akademis (teoritis) bahkan kurang komprehenship dalam memandang bidang pertanian secara makro. Demikian analisis yang muncul dari pertemuan alumni se-JABOTABEK tanggal 27 April 2003 lalu. Hal tersebut dikemukakan Ketua Jurusan NMT Prof. Dr. Ir. Ristianto Utomo, SU selaku dalam release Senin, 24 Oktober 2005.
Prof. Ristianto mengemukakan, dalam forum ini juga menyampaikan adanya keluhan dari perusahaan “konsumen†bahwa kualitas dari Fakultas Peternakan khususnya Jurusan NMT kurang percaya diri dan lemah di practical skill. Sementara itu di kalangan dosen masih jarang di jumpai penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk menjawab permasalahan lapangan (riset on farm). “Dengan kata lain akhirnya muncul gap antara kemajuan ilmu pengetahun dengan kebutuhan lapangan. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Masukan tersebut kemudian kompilasi dengan data yang ada di jurusan dan menajdi bahan untuk menapak menuju perbaikan kualitas Jurusan. Kehadiran SP4 pada tahun 2005 diharapkan akan bias menjembatani upaya tersebutâ€, kata Prof. Ristianto.
Sementara itu, menurut Bambang Suwignyo, S.Pt., M.P selaku Ketua SP4 Jurusan NMT, salah satu aktivitas yang dilakukan oleh SP4 Jurusan NMT adalah berupa peningkatan mutu proses pembelajaran melalui perbaikan atmosfir akademik dan pengadaan fasilitas laboratorium on farm (field laboratory) di wilayah lahan pasir. Implementasi dari aktivitas ini adalah berupa pengadaan sarana prasarana penunjang pembelajaran mahasiswa dan aktualisasi riset on farm bagi dosen dan mahasiswa di Kabupaten Kulon Progo. Sampai saat ini sudah ada lebih dari sepuluh (10 mahasiswa) yang terlibat di riset on farm di lahan pasir. “Melalui media mahasiswa ini diharapkan dapat lebih mendalami bidang peternakan baik dalam kajian ilmiah maupun praktek lapangan. Mahasiswa tidak hanya melakukan riset ansih tetapi juga dilibatkan dengan aktivitas kelompok tani dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kulom Progo. Melalui aktivitas ini di setting sedemikian rupa sehingga sangat memungkinkan bagi mahasiswa untuk bias belajar dalam banyak halâ€, ujar pak Bambang.
Pak Bambang mengatakan, kegiatan on the job training di field laboratory tersebut bekerjasama dengan Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kelompok Tani Ngudi Makmur dan LSM Yaperindo, sehingga diharapkan hasil interaksi ini akan mampu menambah kepercayaan diri mahasiswa, memupuk juwa kewirausahaan serta kemandirian sehingga meningkatkan kualitas lulusan. Sementara itu tema-tema kearifan lokal yang digali dan di kelola di lahan pasir akan memberikan wacana bagi mahasiswa untuk berfikir komprehenship dengan memahami permasalahan konkrit di lapangan. Interaksi mereka secara langsung dengan kehidupan petani akan mengasah kepekaan sosial sehingga dapat menjadikan mereka lebih matang dalam mensikapi hidup. “Dengan kualitas lulusan yang unggul maka diharapkan akan lebih siap dalam bursa kerja dan akhirnya memperpendek waiting list,†ungkap pak Bambang.
Pak Bambang juga menambahkan, bagi dosen dengan adanya fasilitas field laboratory dimana bisa dilakukan riset on farm, maka sebagai seorang pendidik akan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan juga misi pengabdian atas ilmu dan teknologi kepada masyarakat. “Melalui media ini diharapkan akan menghasilkan riset yang langsung menyentuh permasalahan riil dilapangan, sehingga bias rekomended untuk menjadi solusi berbagai masalah petani/peternak di lapanganâ€, terang pak Bambang. (Humas UGM)