Fakultas Kedokteran (FK) UGM terpilih menjadi pengelola program beasiswa internasional untuk mahasiswa S2 dan S3 pada program WHO-Tropical Disease Research (TDR). Beasiswa tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa dari empat negara berpenghasilan menengah ke bawah kawasan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk Asia Tenggara dan Pasifik Barat, seperti Bangladesh, Butan, Srilanka, dll.
Penanggungjawab program beasiswa Prof.dr.Adi Utarini, MPH., M.Sc., Ph.D mengatakan pembelajaran program ini fokus pada riset implementasi yang mendukung identifikasi kendala-kendala dalam sistem kesehatan dan pendekatan-pendekatan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
“Riset implementasi itu bisa berupa kebijakan, strategi maupun teknologi,” papar Utarini, Kamis (11/6) di FK UGM.
Ia menjelaskan UGM merupakan satu-satunya universitas dari Indonesia yang terpilih menjadi pengelola program tersebut. Sementara 6 universitas lainnya berasal dari Banglades, Kolombia, Afrika dan Libanon. Tahap awal program ini akan berlangsung hingga empat tahun mendatang dengan jumlah mahasiswa mencapai 50 orang.
“Untuk S2 per tahun diterima 16 peserta. Sedangkan S3 lebih sedikit yaitu 5 orang mahasiswa per tahunnya,” papar Utarini.
Adi Utarini menambahkan pendaftaran program ini dimulai 15 Juni hingga 31 Juli 2015 mendatang. Penerima beasiswa akan terdaftar sebagai mahasiswa pascasarjana dan karier mereka akan terpantau melalui TDR Global alumni and stakeholder platform yang akan diluncurkan tahun depan.
Di tempat sama Ketua program beasiswa WHO-TDR, dr. Yodi Mahendradhata, Ph.D mengatakan sejak berdiri tahun 1946 FK UGM terus berupaya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kinerja penelitian dan jumlah mahasiswa pascasarjana FK UGM meningkat seiring dengan meningkatnya pengakuan internasional.
“Sebelumnya kita sudah memiliki pusat penelitian kedokteran tropis,” urai Yodi.
Senada dengan itu Dekan FK UGM, Prof. dr. Teguh Aryandono mengaku bangga FK UGM dapat memainkan peran lebih besar dalam mendidik mahasiswa pascasarjana di kawasan Asia Pasifik. Hal ini sejalan dengan visi Fk UGM menjadi fakultas berstandar internasional yang inovatif dan unggul.
“Program ini akan memperkuat kita untuk mengakar kuat dan menjulang tinggi,” kata Teguh (Humas UGM/Satria)