Ilmuwan dan peneliti bidang kimia, Prof. Dr. Narsito meninggal dunia, Minggu (14/6) pukul 08.51 di RS. Dr. Sardjito, Yogyakarta. Ketua Komisi I Senat Akademik UGM, Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM meninggal dalam usia 64 tahun karena sakit.
Keluarga besar Universitas Gadjah Mada sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Almarhum merupakan salah satu putra terbaik UGM yang memiliki banyak karya membanggakan yang telah di sumbangkan untuk UGM, masyarakat dan bangsa.
“Kami civitas akademika dan seluruh Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada sedang berduka. Pada hari ini guru kami, pemimpin kami, dan salah satu putra terbaik Universitas Gadjah Mada dan Indonesia telah dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa”, kata Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, rektor UGM, di Balairung, Senin (15/6) saat upacara pelepasan jenazah.
Menurut Dwikorita, almarhum adalah salah satu putra terbaik yang memiliki kontribusi besar dalam bidang kimia anorganik di Indonesia. Bahkan pidato almarhum pada tahun 2005 yang berjudul “Ilmu Kimia Dalam Perspektif Sejarah Sains” telah menjadi rujukan baru bagi perkembangan ilmu kimia, khususnya kimia anorganik.
“Almarhum merupakan salah satu dari sedikit ahli kimia yang secara konsisten menerapkan ilmunya. Terbukti dengan banyaknya jurnal-jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan, baik nasional maupun internasional selama masa karier”, tuturnya.
Banyak penelitian yang telah dipresentasikan dihadapan para peneliti internasional, salah satunya melalui Society of Environmental Toxicology and Chemistry (SETAC) Annual Meeting pada tahun 2002 dan 2004 di Australia dan seoul. Almarhum bukan hanya seorang pendidik yang sangat berjasa bagi UGM, namun kiprahnya dalam membangun UGM tidak dapat dilupakan begitu saja.
“Sejak tahun 2007 hingga kini, almarhum Prof. Narsito telah banyak menyumbangkan pemikiran-pemikiran bagi perkembangan tata Akademik dan Pembelajaran di UGM di dalam Senat Akademik UGM”, tuturnya lagi.(Humas UGM/ Agung)