Road pricing adalah salah satu strategi transport demand management yang dapat dilakukan dalam rangka melakukan manajemen terhadap perjalanan. Tujuan pelaksanaan road pricing adalah merasionalkan penggunaan jalan dengan instrumen membayar dengan mengarahkan pengguna kendaraan bermotor yang tidak ingin membayar untuk merubah rute perjalanan atau waktu perjalanannya. Secara umum hasil dari rasionalisasi pengguna jalan ini adalah penghematan-penghematan dalam skala kota seperti diuraikan diatas, sekaligus emberi kesempatan kepada wawasan kutipan untuk memperkaya ruang akibat menurunnya jumlah pengguna. Hal tersebut dikemukakan Dr. –Tech. Ir. Danang Parikesit, M.Sc dalam jumpa pers di ruang Fortakgama UGM Senin, 31 Oktober 2005.
Menurut peneliti Pustral UGM, argumen yang melatarbelakangi pelaksanaan road pricing adalah bahwa pada tempat-tempat tertentu dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi, maka nila penggunaan jalan juga seharusnya lebih tinggi. Dalam kasus Kota Yogyakarta, kawasan Malioboro adalah kawasan dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi ketimbang kawasan lain, sehingga pengguna kendaraan yang menggunakan kawasan Malioboro dimungkinkan untuk membayar.
“Pricing ini dapat dilakukan dengan berbagai metode yang ada sesuai kondisi kawasan. Biasanya system ini memberikan pengecalian kepada pengguna lokal (dalam bentuk diskon yang sangat besar yang bisa mencapai 100% alias gratis), dan pengguna khusus (pemadam kebakaran, ambulans, polisi, protokoler dan pengguna khusus lainnya)â€, tutur Ketua Lembaga Penelitian UGM.
Berdasarkan kajian Pustral UGM (2005), lanjut Asisten Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, dampak yang timbul akibat penerapan road procing adalah meningkatnya kecepatan rata-rata perjalanan dari 22 km/jam menjadi 24 km/jam. Disamping itu , dapat pula ditekan biaya akibat polusi dan kemacetan sebesar rata-rata 18-20% per tahun dan penghematan biaya perjalanan (dalam bentuk biaya operasional kendaraan) sebesar rata-rata 19 % per tahun. “Secara umum, strategi ini adalah strategi yang berpihak kepada masyarakat karena penghematan-penghematan akibat pengurangan jumlah perjalanan itu secara tidak langsung merupakan penghematan yang dilakukan oleh masyarakat,†ujar pak Danang.
Dalam proses menuju implementasi, tambah pak Danang, hasil kajian road procing diatas masih memerlukan strategi implementasi yang lebih rinci termasuk diantaranya proses-proseskonsultasi publik yang berkesinambungan. “Dan perlu juga dipahami bahwa strategi ini bukanlah merupakan satu-satunya pilihan solusi bagi penyelesaikan permasalahan transportasi dan harus dilakukan bersama-sama dengan strategi yang lain seperti penyediaan angkutan umum, penataan transportasi alternative berupa kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki, maupun penataan tata ruang kotaâ€, jelas pak Danang. (Humas UGM).