Peningkatan pemerataan akses jenjang perguruan tinggi sampai saat ini masih merupakan masalah di Indonesia. Masih cukup banyak lulusan jenjang pendidikan menengah yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi termasuk mereka yang berpotensi akademik baik namun berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Pemerintah sejak tahun 2010 telah meluncurkan Beasiswa Pendidikan Bagi Calon Mahasiswa Berprestasi (Bidik Misi).
UGM sebagai universitas kerakyatan turut mendukung program pemerintah tersebut. Terbukti, dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa yang diterima di UGM melalui jalur Bidik Misi terus meningkat. Berikut ini beberapa profil mahasiswa penerima Bidik Misi yang diterima di UGM.
……
Semangat belajar Bagas Wahyu Setiyaningsih patut diacungi jempol. Ketika teman-temannya lebih senang untuk kos, ia tetap semangat berangkat sekolah naik sepeda motor ke SMAN 2 Magetan dari rumahnya di Pucanganom, Kendal, Ngawi. Jarak 16 km setiap hari bukanlah kendala bagi Bagas untuk menuntut ilmu.
Meskipun harus menempuh jarak yang cukup jauh dan berliku dari kaki gunung Lawu prestasi Bagas di sekolah cukup bagus. Masuk lima besar di kelas selalu menjadi langganan Bagas. Semangat dan disiplin dalam belajar ini akhirnya tidak sia-sia. Bagas diterima masuk di Jurusan Ilmu Keperawatan UGM melalui jalur Bidik Misi.
“Alhamdulillah senang rasanya bisa diterima di UGM,” kata Bagas bersemangat.
Anak pasangan Rahmanto dan Suprapti ini adalah anak kedua dari dua bersaudara. Memilih Jurusan Ilmu Keperawatan bukanlah tanpa alasan. Selama ini Bagas memang cukup aktif dalam kegiatan pramuka dan PMR di sekolahnya. Bahkan, sebelum ada kepastian dari UGM dirinya telah diterima pula di sebuah Poltekkes.
“Sama-sama memilih perawat sebelum ada pengumuman dari UGM,” kata gadis kelahiran, 14 Agustus 1997 itu.
Meskipun berasal dari keluarga pas-pasan Bagas tidak merasa minder. Ayahnya, Rahmanto adalah penjuali mie ayam di pasar. Sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga ini per bulan sekitar 1 juta. Menurut Suprapti, ayah Bagas sebenarnya sering sakit-sakitan dan pernah masuk rumah sakit karena maag kronis.
“Sakit maag bahkan sampai keluar darah. Kalau gak bisa jualan ya gak dapat pemasukan, Mas,” tutur Suprapti.
Kini, setelah diterima di UGM keluarga berharap nantinya Bagas bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan bisa meringankan beban orang tua.
Bertha Ingin Menjadi Jaksa
Awalnya, Bertha Rany sempat ragu mendaftar ke UGM. Hasil nilai di bimbingan belajar dinilai masih kurang dan belum cukup bagi dirinya untuk bisa masuk di UGM. Namun, berkat dorongan orang tua dan sekolah akhirnya Bertha berhasil diterima sebagai mahasiswa UGM di jurusan Ilmu Hukum lewat jalur Bidik Misi 2015.
“Sempat minder juga mendaftar UGM. Apalagi di bimbingan belajar katanya nilai saya belum cukup kalau untuk mendaftar UGM,” papar Bertha.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini menjatuhkan pilihannya di Ilmu Hukum karena bercita-cita ingin menjadi jaksa. Lulusan SMAN 1 Magetan ini sejak kelas 1 hingga 3 selalu menunjukkan prestasi akademik yang membanggakan. Selain memiliki prestasi akademik yang cukup bagus, Bertha juga rajin pada kegiatan pramuka dan dance.
Harapan menjadi jaksa itu pula yang selama ini didorong oleh orang tua Bertha, Hendro Widiyanto dan Manis Rahayu. Hendro adalah wartawan di Koran Pemantau Korupsi, sedangkan Rahayu adalah ibu rumah tangga. Pendapatan setiap bulan keluarga ini berkisar Rp. 1,5 -1,7 juta.
“Alhamdulillah selalu masuk antara 3 hingga 5 besar,” katanya.
Hendro Widiyanto, ayah Bertha yang selama ini gigih mendorongnya masuk di Fakultas Hukum UGM. Ia berharap Bertha nantinya bisa bekerja di bidang yudikatif. “Memang agak khawatir karena lintas jurusan. Tapi akhirnya diterima juga,” kata Hendro.
Dalam pandangan Hendro, Bertha adalah sosok gadis yang dewasa, bertanggung jawab dan rajin belajar. Ia bersyukur dalam kondisi keluarganya yang pas-pasan seperti sekarang ini anaknya dapat diterima di UGM melalui jalur Bidik Misi.
Yeni Ingin Kembangkan Hutan
Namanya Yeni Epi Susanti. Pendiam dan tidak banyak bicara. Namun, dibalik sosoknya yang pendiam itu tersimpan banyak prestasi. Beberapa kali ia mewakili SMAN 2 Magetan maju dalam olimpiade matematika tingkat kabupaten. Berkat kecerdasan akademiknya ini Yeni diterima di Fakultas Kehutanan UGM melalui Bidik Misi.
“Katanya di Fakultas Kehutanan itu seru dan berhubungan dengan alam,” papar Yeni.
Fakultas Kehutanan menurut Yeni cukup prospek. Peluang kerja di bidang kehutanan pun masih terbuka. Lama hidup di kawasan pertanian dan hutan menjadi semangat Yeni untuk belajar di Fakultas Kehutanan.
Anak pasangan Siman dan Partini ini adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya masih duduk di kelas 4. Siman dan Partini adalah petani penggarap di daerah Nguri, Lembeyan, Magetan. Penghasilan rata-rata keluarga ini per bulannya antara 500 ribu hingga 1 juta. Partini merasa terharu dan bangga Yeni bisa diterima di UGM lewat jalur Bidik Misi.
“Saya terserah ke Yeni dengan pilihannya. Mudah-mudahan bisa mengangkat derajat orang tua,” kata Partini. (Humas UGM/Satria-Slamet Sihono)