
Sebanyak 89 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima SK pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sebanyak 89 SK CPNS diberikan kepada 1 orang dosen Fakultas Kedokteran dan 88 tenaga kependidikan.
Penyerahan SK CPNS dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE, di Ruang Balai SenatMultimedia, Jum’at (26/6). Sebanyak 89 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan penerima SK CPNS, ini merupakan bagian dari 435 tenaga honorer K2 yang diusulkan untuk mendapatkan pengangkatan sebagai CPNS pada tahun 2014.
Budi Wignyosukarto berharap sebanyak 89 penerima SK CPNS untuk siap memasuki korps baru sebagai Pegawai Negeri Sipil. Karena sesudah menerima SK, sebanyak 89 tenaga pendidik dan kependidikan akan memasuki masa-masa percobaan sebelum dinyatakan lulus dan melakukan sumpah sebagai Pegawai Negeri Sipil.
“Nantinya sesudah percobaan akan disumpah, kalau lulus, jika tidak maka akan kembali sebagai pegawai tidak tetap lagi. Karena itu kita berharap semua bisa menjalani masa-masa CPNS dengan sebaik-baiknya”, katanya.
Menurut Budi Wignyosukarto, sebagai PNS ibarat mirip seperti mereka yang berkeyakinan Islam. Ada pengucapan shahadat, shalat, puasa, zakat dan berhaji.
“Mohon maaf saya bicara Islam karena ini di bulan puasa. Bukan berarti saya tidak menghormati agama lain, namun saya hanya mengingatkan agar yang beragama Islam menghayati betul apa itu rukun Islam. Karena dalam PP 53 tahun 2010 pun ada kewajiban dan larangan, sama seperti di agama Islam, kita harus mentaati. Ada yang harus kita lakukan dan menghindari yang tidak boleh dilakukan”, katanya.
Kata Budi, rukun Islam memiliki tuntunan, sehingga semua tidak boleh berkehendak semaunya. Demikian pula sebagai PNS tidak diperbolehkan main-main, semua masuk sistem dan bekerja dengan ritme.
“Bukan seperti PNS dengan istilah pegawai nderek santai. Tentunya dalam sistem kita harus tahu ritme, seperti di Sholat juga seperti itu, harus tahu aturannya”, tuturnya.
Bambang Dwi Suko Widodo, S.Mn, Kepala Bagian Kepegawaian UGM menambahkan bahwa pada tahun 2014 UGM mengusulkan sebanyak 435 pegawai honorer untuk mendapat SK CPNS. Dari jumlah itu, sebanyak 118 telah menerima SK CPNS.
“Sebanyak 317 masih menunggu, karena di bulan Mei kemarin kita telah menyerahkan 29 SK CPNS dan hari ini sebanyak 89”, tambahnya. (Humas UGM/ Agung)