• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Sarat Kepentingan, Pembangunan PLTN Harus Dihentikan

Sarat Kepentingan, Pembangunan PLTN Harus Dihentikan

  • 26 Juni 2015, 15:11 WIB
  • Oleh: Agung
  • 8770
Syarat Kepentingan, Pembangunan PLTN Harus Dihentikan

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang diusulkan BATAN yang sarat dengan muatan kepentingan proyek dan berakibat pada resiko dampak sosial yang merugikan rakyat harus dihentikan. Pembangunan tersebut dinilai tidak menguntungkan bagi Indonesia.

"Sebaiknya dana yang tidak sedikit tersebut bisa dipergunakan untuk membangun pembangkit energi terbarukan di daerah terpencil", ujar Iwan Kurniawan, Ph.D, Ahli Fisika Nuklir Eksperimen Universitas Indonesia pada Seminar Dampak Sosial Teknologi Nuklir, Mendorong Keterbukaan Informasi Publik Terhadap Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, di Perpustakaan UGM, Kamis sore (25/6).

Menurut Iwan Kurniawan, pembangunan PLTN sangat mahal, berbahaya dan kotor. Hasil studi kelayakan PLTU Bangka yang dibiayai APBN menunjukkan, biaya pembangunan listrik PLTN sebesar 12 sen USD/kWh, dua kali biaya listrik PLTU Batubara 6 sen USD/kWh. Sementara biaya pembangunan PLTN Bangka diatas 6300 USD/kWh, yaitu sebesar 4 hingga 5 kali biaya pembangunan PLTU Batubara yang memakan biaya 1200 - 1500 USD/kWh.

"Nampaknya BATAN menyembunyikan laporan studi kelayakan PLTN Bangka, karena biaya listrik dan pembangunan PLTN sangat mahal", ungkapnya.

Melihat kondisi yang ada, Iwan Kurniawan berharap Indonesia mestinya  bisa bersabar dalam keinginan membangun PLTN. Baginya, Indonesia bisa mewujudkan keinginan itu ketika sudah lahir generasi PLTN yang benar-benar aman.

"Biarkan saja sekarang negara-negara maju bereksperimen. Kita menunggu sampai benar-benar lahir generasi baru PLTN yang sungguh-sungguh aman", harapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Rinaldy Dalimi mengatakan satu-satunya negara yang menempatkan energi nuklir sebagai energi baru hanyalah Indonesia, padahal nuklir bukan energi baru lagi. Ketika nuklir ditempatkan sebagai energi baru yang dalam istilah di Indonesia merupakan Energi Baru Terbarukan (EBT), maka pemerintah mengalami kesulitan membuat kebijakan EBT yang harus disubsidi.

"Tidak akan mungkin menyubsidi energi yang sangat berbahaya", ujar Rinaldu, Anggota Dewa Energi Nasional (DEN).

Karena itu, istilah nuklir sebagai energi baru harus direvisi agar mudah dalam membuat kebijakan. Iapun menilai Indonesia belum saatnya membangun PLTN, masih banyak potensi lain yang bisa dibangun diluar PLTN.

Seminar yang digagas  Masyarakat Reksa Bumi (Marem) dan Sosiology Research Centre (Sorec) UGM ditutup dengan berbuka puasa bersama. Tampak Hadir pembicara lain, Prof. Dr. Heru Nugroho dan Ahli Turbin 'Marem' Lilo Sunaryo, Ph.D dan dipandu Sosiolog UGM, Arie Sujito, S.Sos., M.Si. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Pemerintah Belum Berani Ambil Risiko Bangun PLTN

    Thursday,10 November 2011 - 6:43
  • Energi Nuklir Jamin Pasokan Energi Nasional

    Monday,26 November 2012 - 7:51
  • Pakar UGM: Tawaran Presiden Rusia Soal Pengembangan PLTN Patut Dipertimbangkan

    Wednesday,06 July 2022 - 13:55
  • PLTN Cukupi Kebutuhan Energi Masa Depan

    Tuesday,16 February 2016 - 12:02
  • Teknologi Nuklir Tidak Hanya untuk PLTN

    Monday,23 May 2011 - 6:38

Rilis Berita

  • Fakultas Hukum UGM Luncurkan Buku Tentang Hukum Agraria 27 May 2023
    Memperingati ulang tahun ke-80 tokoh bidang hukum dari Fakultas Hukum (FH) UGM, Prof. D
    Satria
  • Pemilu 2024 Masih Terjebak pada Agenda Rutinitas Politik 27 May 2023
    Pemilu 2024 bukan hanya sebagai bagian dari rutinitas pesta demokrasi lima tahunan dalam rangka m
    Gusti
  • FKK-MK UGM Gelar Webinar Bahas Ancaman Diabetes Mellitus Bagi Anak Muda 27 May 2023
    Untuk merencanakan tindak lanjut terhadap tingginya penderita Diabetes Mellitus pada ge
    Satria
  • UGM Residence Kembali Gelar Festival Budaya 26 May 2023
     UGM Residence kembali menggelar festival budaya at
    Ika
  • Ganjar Pranowo Ajak Warga Melek Digital 25 May 2023
    Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama), Ganjar Pranowo, me
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual