Sebanyak 342 civitas akademika UGM menerima penghargaan purnakaryawan dan penghargaan kesetiaan 25 tahun berkarya di UGM. Mereka adalah 162 orang penerima penghargaan purnakaryawan dan 180 orang penerima penghargaan kesetiaan 25 tahun.
Penghargaan disampaikan Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Prof Dr Retno Sunarminingsih MSc Apt, Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan dan Sumberdaya Manusia Dr Ainun Na’im MBA dan Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha Dr Ir Atyanto Dharoko MPhil, Selasa (8/1) di Auditorium Grha Sabha Pramana.
Laporan Kasubdir Kepegawaian UGM Edy Yunarto SH menyebutkan, dari 162 orang penerima Penghargaan Purnakaryawan, terdiri dari 63 dosen (mencapai usia pensiun 54 orang dan karena meninggal dunia 9 orang) serta 99 tenaga kependidikan (mencapai usia pensiun 89 orang dan karena meninggal dunia 10 orang). Sementara, dari 180 orang penerima Penghargaan Kesetiaan 25 Tahun, terdiri dari 50 dosen dan 130 tenaga kependidikan.
Tampak hadir para penerima penghargaan purnakaryawan, diantaranya mantan Ketua MGB Prof Dr Ir Boma Wikan Tyoso MSc, Mantan Ketua MWA Prof Dr Ir Joedoro Soedarsono, Prof Dr Warsito Utomo, Prof Dr Zuheid Noor, Prof Dr Bakdi Soemanto dan lain-lain. Selain piagam penghargaan, para penerima penghargaan mendapatkan pula sekedar insentif. Masing-masing menerima Rp 1 juta untuk penerima Penghargaan Purnakaryawan dan Rp 500 ribu untuk penerima Penghargaan Kesetiaan 25 Tahun.
“Hal ini, saya kira masih terlalu kecil insentif yang bisa kita berikan. Tidak sebanding dengan jasa-jasa yang telah bapak ibu berikan saat merintis dan mengembangkan UGM, hingga menjadi seperti sekarang ini,†ungkap Rektor Prof Sudjarwadi dalam sambutannya.
Untuk itu, dirinya secara berulang menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas segala sumbangsih yang telah diberikan kepada UGM dan pemerintah. Atas jasa-jasa itu pula, kata Rektor, UGM saat ini bisa masuk 500 ranking Perguruan Tinggi Dunia dan menjadi teratas di Indonesia.
“Saat ini sekitar 1 juta pelajar Amerika dan 3 juta pelajar di Asia memiliki kecenderungan kuliah ke luar dari negaranya. Kebanyakan dari mereka memilih kuliah di Perguruan-Perguruan Tinggi ranking dunia, seperti di UGM,†katanya.
Dengan kecenderungan semacam itu, lanjutnya, UGM kini semakin diminati pelajar-pelajar asing. “Tercatat sampai kini, mahasiswa-mahasiswa asing di UGM berasal dari 51 negara. Sebanyak 751 mahasiswa asing di UGM belajar di berbagai program studi yang ada,†tandas Pak Djarwadi.
Sementara itu, Prof Dr Ir Boma Wikan Tyoso MSc mengajak seluruh purnakaryawan UGM untuk selalu bersikap optimistik saat menjalani masa-masa pensiun. Yaitu bersikap optimistik, dalam menghadapi masa depannya, tanpa mengabaikan kenyataan terdapatnya heterogenitas dalam berbagai segi, terutama kematangan sikap dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan.
“Seorang psikolog menyatakan tentang hal itu, bahwa sikap positif, kemauan menemukan makna masa pensiun, ketahanan keluarga, serta perencanaan yang matang merupakan unsur intrinsik dalam diri setiap individu, yang dapat dikembangkan untuk menciptakan sikap optimistik,†ujar Prof Boma.
Menurut Prof Boma, yang sangat dirasakan begitu pensiun atau berstatus purnakarya adalah penghasilan yang semula relatif sangat kecil menjadi semakin kecil. Demikian pula, kesempatan untuk mendapatkan tambahan penghasilan menjadi semakin terbatas.
“Yang juga perlu disadari adalah dalam menjalani kehidupan masa pensiun dari waktu ke waktu dapat dikatakan seiring dengan proses penuaan (aging process). Ini berarti kondisi fisiologis, fisik, psikis dan psikologi para purnakaryawan menjadi semakin menurun. Dengan kata lain, tantangan yang dihadapi oleh purnakaryawan tidak hanya terbatas pada penurunan status sosial, tapi juga penurunan kondisi kesehatan sebagai akibat berlangsungnya aging process,†lanjutnya.
Mengingat berbagai tantangan tersebut, kata Prof Boma, maka dengan pemberian penghargaan ini, tantangan yang timbul kemudian adalah: seberapa jauh para purnakaryawan UGM tetap memiliki sikap optimistik? “Saya pribadi berharap sebagai sesama purnakaryawan UGM harus tetap bersikap optmistik dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa-masa pensiun,†tandasnya. (Humas UGM)