Curah hujan yang cukup tinggi di Indonesia ternyata tidak serta merta mengurangi dampak kekeringan di berbagai daerah. Jika melihat potensi curah hujan yang begitu melimpah, tersebar merata di hampir seluruh wilayah tanah air dan terjadi selama kurun waktu 6 bulan dalam satu tahun, sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan air bahkan pada saat defisit di musim kemarau.
“Permasalahannya adalah bagaimana pengelolaan sumberdaya air yang tepat sehingga melimpahnya air hujan selama musim penghujan mampu memenuhi kebutuhan air di musim kemarau,” papar Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D pada sambutan wisuda program Pascasarjana Periode IV Tahun Akademik 2014/2015 di GSP UGM, Rabu (29/7).
Dwikorita menyebutkan data dari BNPB, saat ini terdapat delapan propinsi di Indonesia yang memasuki periode rawan kekeringan meteorologis (NTB, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara). Kekeringan meteorologis ini direspon berbeda oleh masing-masing wilayah dengan melihat kondisi tutupan lahan, kondisi geomorfologi/geologi, karakteristik DAS, tingkat kerusakan lingkungan dan tata perilaku masyarakat dalam pemanfaatan air.
“Akibatnya, symptom-symtom kekeringan akan muncul secara gradual dan berdampak bagi keberlangsungan fungsi ekosistem maupun tata kehidupan masyarakat,” imbuh Rektor.
Melihat kondisi tersebut UGM memberikan beberapa rekomendasi, seperti pemenuhan jaminan hak dasar ketersediaan air dan akses air bagi seluruh rakyat dan penguatan ketahanan sosial dalam pengelolaan sumberdaya air melalui gerakan hemat air secara massif.
UGM Mewisuda 1.074 Mahasiswa
Sementara itu, pada acara ini diwisuda sebanyak 1.074 orang mahasiswa dari program S2, spesialis dan doktor. Dari jumlah itu tercatat 250 mahasiswa S2 lulus dengan predikat cumlaude dan 12 orang dari program doktor. Menurut Rektor lulusan termuda program S2 diraih oleh Hanifrahmawan dari prodi Teknik Kimia dengan usia 21 tahun 11 bulan 3 hari. Sedangkan untuk S3 diraih oleh Mad Alfin A. Mohamad dari prodi Ilmu Pertanian dengan usia 31 tahun 1 bulan 1 hari.
Selain itu, untuk masa studi rata-rata program S2 adalah 2 tahun 9 bulan, program spesialis 4 tahun 7 bulan dan S3 adalah 5 tahun 8 bulan.
Pada wisuda program Pascasarjana tersebut juga diberikan arahan Menteri Kesehatan yang dilakukan oleh staf ahli Menkes Bidang Medikolegal, drg. Tritarayati, S.H., MH. Kes. Dalam arahannya Menkes menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan. Kerja serta kontribusi positif berbagai sektor turut memengaruhi keberhasilan tersebut. (Humas UGM/Satria;foto: Budi H)