• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kelola Dana Rp 20 T, Seluruh Desa Perlu ‘Akuntan Ndeso’

Kelola Dana Rp 20 T, Seluruh Desa Perlu ‘Akuntan Ndeso’

  • 30 Juli 2015, 12:57 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7938
Kelola Dana Rp 20 T, Seluruh Desa Perlu ‘Akuntan Ndeso’

YOGYAKARTA – Pemerintah telah mengalokasikan dana desa sebesar Rp 20,776 triliun untuk 74.093 desa yang ada di seluruh Indonesia. Alokasi dana sebesar itu baru pertama kali dalam sejarah APBN Republik Indonesia namun begitu  penggunaan dana tersebut harus dikelola secara akuntabel di tengah kesiapan sumber daya manusia yang terbatas dan tidak merata. Pemerintah dan lembaga pengawas keuangan diharapkan secara bertahap menyiapkan SDM yang handal dengan didukung sistem pengawasan yang baik serta diterapkannya mekanisme reward dan  punishment.

Hal itu mengemuka dalam seminar Tantangan Pengelolaan Dana Desa yang Akuntabel yang berlangsung di ruang Balai Senat UGM, Kamis (30/7). Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut Kepala Badan Pengawsan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI Dr. Ardan Adiperdana, Guru Besar FEB UGM Prof. Dr. Abdul Halim, Bupati Sleman Sri Purnomo, dan Deputi Bidang Pengawasan Intansi Pemerintah BPKP Dr. Binsar Simanjuntak.

Abdul Halim mengatakan banyak pihak yang meragukan proses pertanggungjawaban pengelolaan dana desa dikarenakan masih lemahnya kualitas sumber daya manusia birokrat di tingkat pemerintah desa. Penilaian tersebut menurutnya tidaklah salah. Namun begitu, imbuhnya, pemerintah perlu memberikan kepercayaan kepada mereka untuk mengelola dana desa untuk kegiatan pembangunan. Adapun mekanisme proses pelaporan keuangan dana desa  menurutnya seharusnya tidaklah rumit sebaiknya menggunakan akuntansi sederhana. Abdul Halim beralasan, pemerintah daerah menerapkan laporan berbasis akuntansi hanya dalam kurun 15 tahun terakhir. “Bayangkan (perangkat) desa dari sabang sampai merauke belajar akuntansi, bagaimana mengelolanya, saya pikir nantinya ada semacam akuntan ndeso,” kata Halim.

Kendati pelaporan keungan dari pemrintah desa tidak serumit dengan pemrintah provinsi dan pemerintah kabupaten namun Halim mengatakan mekanisme pertanggungjawaban berupa laporan tahunan, laporan pertanggujawaban, sistem pemantauan kinerja penyelenggara negara, sistem pengawasan, mekanisme reward  dan   punishment tetap diperlukan. “Indikator akuntabel adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan dan adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan,” paparnya.

Menurutnya tantangan yang dihadapi pemerintah desa dalam mengelola dana desa adalah ketersediaan dan kesiapan pengelola dengan tingkat SDM berkualitas. Menurutnya dibutuhkan SDM yang berkompeten dan terpercaya agar keuangan desa dikelola secara akuntabel dan tidak mengganggu keharmonisan masyarakat desa dalam ikut kegiatan pembangunan. “Adanya dana desa ini, pembangunna dimulai dari pinggiran. Karena itu percayakan desa untuk mengelola, jangan dipersulit, yang penting bisa jujur,” katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo,  mengatakan Kabupaten Sleman tahun 2015 ini mendapat alokasi dana desa sebesar Rp 28 Milyar. Setiap desa rata-rata mendapatkan dana sebesar kurang lebih Rp 300-an juta. Untuk penyiapan SDM, pemkab Sleman melakukan bimbingan teknis pengelolaan dana dan pelaporan keuangan bahkan melibatkan LSM untuk mengawasi.

Sementara Binsar Simanjuntak menuturkan kapasitas SDM pemerintah desa dalam pengelola keuangan desa dinilainya masih sangat terbatas dan tidak merata. Mengatasi hal itu BPKP sudah memulai menyiapkan standar akuntasi untuk pelaporan keuangan desa. “Akuntansi untuk desa dibuat secara sederhana untuk memudahkan desa dalam impelementasinya agar pengelolaa keuangan dapat dipertanggungjawabkan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Pembangunan Jalan Desa Sarat Praktik Korupsi

    Thursday,12 August 2021 - 20:48
  • Dana Desa Memunculkan Kreativitas dan Inovasi Desa

    Monday,11 December 2017 - 11:02
  • Pengelolaan Dana Desa Belum Maksimal

    Saturday,08 April 2017 - 23:39
  • UGM Luluskan 228 Akuntan

    Thursday,25 June 2009 - 10:46
  • Mengangkat Air Gua Plawan Untuk Kesejahteraan Desa Giricahyo

    Monday,17 July 2006 - 15:55

Rilis Berita

  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual