Pemanfaatan sumberdaya mineral dari batuan atau tanah yang berkembang dari abu volkan Merapi belum banyak diaplikasikan. Padahal ketersediaannya di DIY sangat melimpah dan dapat digunakan sebagai sumber hara bagi tanaman herbal. Bahan volkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi ini akan terlapuk dan berkembang menjadi tanah yang kaya akan mineral hara seperti Andisol dan Inceptisol.
“Aktivitas volkanis dari Merapi memegang peranan penting dalam pendistribusian beberapa jenis mineral. Namun, kendala utamanya adalah unsur P potensial terikat sangat kuat dalam kompleks jerapan organo-mineral lempung amorf,” kata Damasus Riyanto dalam ujian terbuka program doktor Fakultas Pertanian UGM, Kamis (30/7).
Dalam ujian tersebut Damasus mempertahankan disertasinya berjudul “Peranan Pupuk SP-36, Mineral Zeolit, Bakteri Pelarut Fosfat dan Arang Sekam Terhadap Hasil dan Kadar Bahan Aktif Asiatikosida Tanaman Pegagan (Centella asiatica L.Urban) di Inceptisol Lereng Selatan Merapi”.
Ia menambahkan sumber daya mineral lainnya yang tersedia melimpah di DIY yaitu mineral zeolite yang penyebarannya berada di sekitar kawasan perbukitan Batur Agung, Kecamatan Gedangsari dan Ngawen, Gunung Kidul. Jumlah cadangan mineral zeolite untuk seluruh wilayah Gunungkidul mencapai 55 ribu m3.
“Zeolit dimanfaatkan untuk meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral pendukung pada pupuk tanah, serta pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion Amonium, Nitrogen, dan Kalium dalam pupuk,” jelas peneliti di BPTP Yogyakarta itu.
Dari penelitian yang dilakukan Damasus terungkap bahwa mineral primer yang dominan di lokasi Kaliurang dan Cangkringan adalah Plagioklas dan Hornblende, di lokasi Berbah adalah Plagioklas, Piroksen, campuran mineral Opak dan Mika yang kaya cadangan unsur K. Mineral sekunder di ketiga lokasi didominasi mineral lempung halloisit, sedang di Berbah terdapat campuran hidrous mika.
“Tekstur tanah ke tiga lokasi didominasi partikel pasir, dan kandungan fraksi pasir menurun seiring dengan penurunan tempat,” tegas Damasus.
Selain itu, tidak terdapat interaksi nyata antara dosis pupuk P dan aplikasi mineral zeolite pada ketiga lokasi. Peningkatan dosis pupuk SP-36 meningkatkan secara nyata serapan P pada tanah dengan kadar p potensial rendah (Berbah). Untuk lokasi Kaliurang dan Cangkringan meningkat secara nyata sampai pada dosis 150 kg.ha-1 namun tidak nyata untuk serapan K. (Humas UGM/Satria)